Berbicara soal Slank, sudah sangat lama saya tidak lagi mengupingi karya-karya mereka. Tapi baru-baru ini, secara kebetulan saya ajak keluarga jalan-jalan ke sebuah pusat perbelanjaan dan mampir di restoran untuk memesan makanan. Saya pun ditawari beberapa buah CD oleh si pramusaji dan disuruh memilih 2 buah CD lagu sebagai bonus. Singkat kata, dari beberapa buah CD yang ditawarkan kepada saya, saya pun memilih sebuah CD Slank dengan judul album DOA. "Ini kesempatan bagi saya untuk bisa mengupingi lagi lagu-lagu Slank," gumamku.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, saya pun langsung memutar CD tersebut. Pada awal-awal lagu dalam album tersebut, ada beberapa yang sudah tidak asing lagi di telinga saya tapi sekaligus menimbulkan rasa kecewa yang begitu kuat karena sebagai seorang mantan slankers,saya anggap musikalitas Slank sudah jauh menurun.
Namun naluri Slankers saya masih sangat tinggi sehingga beberapa judul lagu yang masih terasa asing menggugah rasa penasaran saya untuk mendengarkan lagu-lagu dalam album tersebut hingga selesai sekedar romansa bersama Slank. "Siapa tahu corak musik yang pernah mereka ukir dalam karya-karya terdahulu mereka bisa dihadirkan kembali," harapan saya. But i miss you but i hate you....yap!! Merindukan sesuatu kemudian yang ditemui berbeda tentu membuat saya kesal. Tapi apa daya Slank memang telah bermetamorfosis.
Terdapat beberapa lagu dalam album tersebut yang dalam pengamatan saya masih tetap bercita rasa "Slank Banget". Alunan Rock N Roll Blues ala Slank yang terasa lebih sopan dan lembut plus pernyataan sikap dalam balutan lirik yang apa adanya Slank tetap mampu membawa dan memikat saya untuk menikmati aliran Slank yang lama telah terkubur.
Kalau tidak salah judul lagu-lagu tersebut Halal, Sedekah, dan Uni Religi. Ketiga lagu ini menurut saya merupakan bentuk metamorfosis Slank yang tetap tajam dalam menyatakan sikap namun lebih sopan dan lembut. Ada sebuah lirik yang menarik perhatian saya terkait pernyataan sikap Slank. Karena menurut saya, salah satu kekuatan terbesar Slank yang membuat Slank bisa menjadi legenda dan memiliki "Umat" adalah lirik lagunya. Kira-kira begini lirik lagu yang menarik perhatian saya
Agamaku Agamamu Tak halangi kita bersatu Tuhanku beda Tuhanmu Tapi kita tetap menyatu Tuhan yang satu Walau banyak nama Walau banyak cara Walau kita tak sama Kebenaran itu satu Keadilan itu satu
Lirik lagu ini menurut saya diperoleh dari realita yang dihadapi Slank sekaligus membuktikan bahwa Slank memiliki kedewasaan sikap, kedewasaan berpikir, serta hasil refleksi yang dalam tentang hidup terutama tentu saja kedewasaan beriman kepada Yang Kuasa.
Alhasil, saya pun merasa bahwa kegandrungan saya pada Slank sejak zaman duduk di bangku SMP hingga duduk di bangku kuliah seperti mendapat legalitas bahwa Slank memang bisa dikatakan pembawa virus perdamaian. Tidak itu saja, saya seolah disadarkan bahwa saya sudah tepat untuk mengidolai mereka sebagai musisi yang memang pantas menjadi legenda. Karena sejauh ini, Slank tetap dan senantiasa selalu berpihak pada kebenaran dan keadilan bahkan sangat menghormati gender.
Walau jujur, kekecewaan masih membekas dalam diri saya karena menemui fakta bahwa terdapat perubahan corak musik yang sangat signifikan tapi Slank dengan gaya dan caranya bermetaforfosis tetap menjadi daya pikat yang aduhai untuk dinikmati dan diresapi sebagai bagian dari kompas kehidupan yang sangat menginspirasi. Apalagi bila mendengarkan Slank sembari menyeruput kopi ditemani seorang istri nan cantik.
Arrrrrrggggggghhhhhh....
Kita pun semakin PLUR.
Salam PISS
#AkuDibawaTerbangKeAlamMereka
Woww...nice post bro...
BalasHapusMakasih bro...jadi ingat karya2 Pelangi Band yang legendaris heheheeee
BalasHapus