Menu
Animated Buttons - "Pressed Effect"
... !doctype>!doctype>Slideshow
Automatic Slideshow
Change image every 3 seconds:
1 / 3

Bahagia Itu Sederhana
2 / 3

Beriman Itu Sederhana
3 / 3

Hidup Penuh Syukur
Sabtu, 12 Maret 2016
Tertawa Melihat Ahok
Hahahahaaaaa…
Tertawalah sepuasnya karena konon katanya tertawa dapat menyehatkan fisik maupun pikiran kita. Bukankah bila kita sehat, kita dapat menikmati hidup dan melakukan berbagai pekerjaan dengan sehat??
Well, sebagai prolog tulisan ini saya mau ingatkan kepada anda yang bukan warga Indonesia ‘sebenar-benarnya’ jangan ikut membaca tulisan ini, karena tulisan ini hanya dapat dan boleh dibaca oleh warga Indonesia yang sebenarnya. Bukan mau membeda-bedakan tapi biar satu visi. Lho koq bisa? Iya bisa saja. Gampang koq caranya…yang merasa benar-benar Indonesia pasti mengetahui dan mengamalkan UUD 1945 dan Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.
Lantas apa yang membuat kita harus tertawa melihat ahok seperti judul tulisan ini? Begini. Ketika saya membaca dan melihat berita tentang ahok saya sering tertawa lebar sendiri. Bagaimana tidak tertawa, bukankah ahok adalah tipikal pemimpin yang memenuhi syarat sebagai seorang pemimpin ideal seperti visioner, berintegritas, tegas, berani, dan memiliki kepekaan kepada masyarakat. Seharusnya disyukuri khan. Tapi koq bukan disyukuri dan didukung malah ada saja orang-orang yang malah mau menghambat dan menghancurkan ahok dengan alasan yang membuat saya lucu dan tertawa terbahak-bahak.
What?? Ras dan agama. Terus kenapa??adakah masalah karena melanggar aturan ketatanegaraan kita? Please!! Bodoh tapi jangan kebangetan. Bukankah Indonesia membutuhkan pemimpin dengan tipikal seperti ahok setelah 32 Tahun dikungkung dalam kepemimpinan yang otoriter dan penuh tipu daya?Bukankah ini merupakan buah dari demokrasi yang kita inginkan??
Hey..ahok adalah anak Indonesia yang memiliki hak politik yang sama dengan kita anak Indonesia lainnya. Punya hak yang sama untuk memajukan bangsa ini. Jangan hanya karena dia china dan Kristen terus tidak boleh mengharumkan nama Indonesia. Liem Swie King hingga Susi Susanti pun china dan Kristen tapi mereka lebih memiliki hati untuk berjuang mati-matian demi tegaknya merah putih. Seharusnya kita malu karena kita yang mengaku Indonesia ‘sebenarnya’ justru tidak berbuat apa-apa untuk tegaknya Merah Putih melainkan cenderung merusak reputasi dengan tingkah pola kita yang kelewat lucu dan konyol hingga pantas ditertawakan.
Mengapa anda tidak protes kepada sebagian pemain sepakbola yang notabene adalah WNA lalu kemudian menjadi WNI dengan harapan dapat memberikan prestasi yang membanggakan seperti Christian Gonzales,dkk tapi tak membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan. Mengapa anda tidak memprotes dan menghalangi orang-orang yang seenaknya merusak fasilitas umum mengatasnamakan moral dan etika serta agama?
Lucu saja ketika melihat begitu banyak orang ramai-ramai berusaha menghancurkan reputasi ahok dengan reputasi diri yang tidak lebih baik dari ahok. Semakin terlihat lucu karena Indonesia diperjuangkan secara bersama-sama oleh banyak ras, suku, dan agama serta ragam golongan bukan oleh nenek moyangmu sendiri. Kini justru seolah-olah nenek moyangmu saja yang berjuang hingga lahirnya Indonesia. Hahahahaaaa…c'mon sadarlah!! Kalau dulu hanya nenek moyangmu sendiri yang berjasa tentu bukan Indonesia namanya karena Indonesia itu ibarat tenun ikat yang dirajut dari beragam warna sehingga menjadi satu kesatuan yang kokoh dan indah.
Masih ingin tertawa?? Bayangkan kalau ahok justru dibajak oleh negara tetangga misalnya. Seperi yang sudah banyak terjadi pada ilmuwan dan perajin Indonesia yang dihargai di negeri orang dan justru memajukan negeri orang. Terus kita menyalahkan ahok dengan label nasionalisme? Huuusss..lucu sekaligus menggelikan.
Terus terang fenomena ahok ini sempat melahirkan ide buat saya untuk para mahasiswa Indonesia agar mengkaji lebih mendalam dan melahirkan satu teori baru dalam ranah ilmu politik yakni teori ahok. Tentang teknisnya biar yang berwenang yang melakukannya sehingga kelak kita dikenal juga sebagai negara pencetus lahirnya teori ahok. Bukankah membanggakan?? Hahahahaaaaa…lucu ya?? Memang lucu.
Itu sebabnya saya memberi label tertawa melihat ahok sekaligus mau menegaskan kepada semua kita anak bangsa Indonesia yang ‘sebenar-benarnya’ untuk terus berjuang melawan lawakan konyol negeri ini sehingga kita boleh tertawa melihat ahok kembali dipilih menjadi Gubernur DKI bila perlu didorong ke level yang lebih tinggi agar Indonesia bisa sehat. Bukankah tertawa itu sehat??
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar