Menu
Animated Buttons - "Pressed Effect"
... !doctype>!doctype>Slideshow
Automatic Slideshow
Change image every 3 seconds:
1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur
Jumat, 14 Oktober 2016
Kue Lezat Bernama BPJS
BPJS. Program pemerintah ini harus diakui sangat membantu masyarakat. Bahkan boleh dikata inilah salah satu program paling sexy sekaligus sebagai salah satu bukti kehadiran negara untuk rakyatnya. Namun bicara BPJS, saya langsung teringat pengalaman saya awal tahun ini.
Ketika itu anak ketiga saya masuk Rumah Sakit karena menderita Muntaber yang lumayan akut. Berbekal BPJS saya pun langsung membawanya ke salah satu Rumah Sakit swasta yang menerima layanan BPJS. Singkat kata, anak saya dirawat dengan sangat baik dan penanganan yang sangat profesional selama tiga hari sampai dokter yang memeriksa, memutuskan untuk bisa segera pulang ke rumah.
Saat hendak pulang dan mengurus administrasi di kasir, saya disuruh menandatangani beragam lembaran berkas. Namun ada satu berkas yang mencuri perhatian saya yakni berkas rincian obat dan biaya. Mengapa? Karena fantastisnya harga yg tertera serta sederet obat yang panjang. Saya sempat membaca sekilas dan yang paling jelas dlm ingatan saya tertera 2 botol infus. Wow...padahal anak saya hanya diberikan setengah botol saja. Belum lagi sederet obat yg tertera yang tak bisa saya ingat secara baik karena gerak tangan kasir yang meminta untuk segera menandatangani dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya menutupi daftar obat sambil menunjuk ke tempat dimana seharusnya saya bubuhkan tanda tangan.
Ketika dalam perjalanan saya ke rumah, saya lantas mengambil kesimpulan bahwa program BPJS ini ibarat kue terlezat bagi Rumah Sakit Swasta untuk disantap dengan cara2 manipulatif. Bayangkan kalau sehari ada puluhan bahkan ratusan pasien BPJS, maka berapa banyak kue lezat bernama BPJS disantap oleh pihak RS.Swasta?
Itulah mengapa di awal tulisan ini saya katakan bahwa BPJS merupakan salah satu program pemerintah paling sexy tdk hanya untuk masyarakat kecil tapi juga untuk kantong para konglomerat.
Pada akhirnya, maaf!! saya merasa Indonesia rusak bukan karena tuduhan bahwa pemerintahan semata yang bobrok tetapi lebih karena sektor swastanya yang juga bobrok.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Hahaha...memang spt itu bro...masyarakat emang nasibx dmikian bro...
BalasHapus