Menu
Animated Buttons - "Pressed Effect"
... !doctype>!doctype>Slideshow
Automatic Slideshow
Change image every 3 seconds:
1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur
Jumat, 14 Oktober 2016
Montolivo Cedera, Milan Semakin Berbahaya
Kabar tentang Ricardo Montolivo, Il Capitano raksasa AC Milan yang mengalami cedera dan mesti beristirahat selama 6 bulan, bagi sebagian besar Milanisti seantero jagad mungkin menjadi kabar tak sedap. Hal berbeda bagi saya dan mungkin segelintir Milanisti yang menganggap bahwa kabar tersebut merupakan kabar yang elok. Koq bisa? Yap. Murni menggunakan kacamata teknis.
Jadi begini... Ricardo Montolivo siapapun mengakui bahwa pemain ini memiliki skill mumpuni, visi permainan yang bagus, serta kemampuan passing akurat yang aduhai. Secara individu, Montolivo komplit sebagaimana syarat yang diperlukan bagi seorang pemain gelandang. Namun, tipikal dan karakter bermain Montolivo, menurut saya, tak sesuai dengan formasi favorit sang Allenatore AC Milan, Montella 4-3-3.
Karakter bermain Montolivo yang stylish tidak cocok untuk dipasang dalam formasi yang mengandalkan tiga orang gelandang. Mungkin ini pula yang dilihat Conte kala membawa Italia mengarungi Euro 2016 dengan formasi 5-3-2 sehingga Montolivo tidak dibawa serta kala itu.
Dalam formasi 3 gelandang, seorang gelandang dituntut untuk memiliki mobilitas yang tinggi baik saat menyerang maupun saat bertahan. Tidak hanya itu, pola serangan yang diawali dari tiga gelandang, menuntut pemain untuk tidak berlama-lama dengan bola. Distribusi bola dan selalu bergerak tanpa bola ke area kosong menjadi hal yang wajib dilakukan. Tapi ketika bola direbut lawan, maka tiga gelandang tersebut harus menjadi filter yang menutup ruang gerak lawan. Box to box menjadi keharusan bagi 3 gelandang dalam formasi tersebut.
Montolivo, sejak musim lalu kala dibesut Miha dalam formasi 4-3-3 sudah terlihat kewalahan dalam memainkan perannya di lini tengah. Saat mengawali serangan, acap kali terlihat Montolivo tak memiliki pergerakan yang mendukung penyerangan. Akibatnya jelas, serangan Milan terlihat minim variasi sehingga penyerang sayap lantas berupaya melalui skill individu untuk menerobos lini belakang lawan. Kenapa? karena bila menahan bola dengan dukungan gelandang tengah yang minim, maka area pertahanan lawan telah dipenuhi oleh para pemain lawan sehingga pemain Milan tampak kebingungan untuk mendistribusikan bola kemana. Apalagi bila pergerakan full Back yang terlambat mendukung penyerangan. Tampak sekali ketika menyerang, jarak antar tiga gelandang Milan terlalu jauh karena Montolivo sebagai sentral permainan tak ikut bergerak.
Montolivo terlihat kesulitan karena mungkin fisiknya yang tak lagi muda seperti dulu sehingga kadang ketika Milan mendapatkan bola dan mengawali serangan, Montolivo hanya sebatas melepas passing dan bergerak sebatas mencapai garis tengah. Ini mungkin saja antisipasi Montolivo terhadap serangan lawan apabila Milan gagal dalam membangun serangan. Tapi ini jelas mengurangi intensitas serangan Milan. Saya melihat ini disebabkan mobilitas Montolivo yang mulai menurun akibat stamina yang tak begitu memungkinkan. Ditunjang dengan kemampuan memfilter serangan lawan yang kadang tak cukup baik bila bertarung seorang diri.
Hal berbeda bila melihat Montolivo bermain dalam pola 4 gelandang atau lebih. Adanya holding mildfilder yang membantu Montolivo untuk memfilter serangan lawan sekaligus bergerak ke area kosong ketika menyerang menutup celah yang ditinggalkan Montolivo, membuat Montolivo terlihat apik dan dominan sebagai sentral permainan Milan. Ini tampak dalam laga Final Coppa Italia saat Brocchi memainkan formasi 4-5-1.
Selain faktor teknis diatas, kabar cederanya Montolivo tentu menjadi berkah bagi gelandang muda Milan seperti Loccatelli. Saya melihat gairah muda didukung dengan fisik prima, Loccatelli memiliki potensi besar untuk berperan dalam formasi 3 gelandang Milan menggantikan Montolivo.
Apalagi pekan depan melawan Juventus. Tentu dengan formasi 4-3-3, ketiga orang gelandang yang biasa dipercayakan kepada Bonaventura, Kuco, dan saya harap Loccatelli diberikan kepercayaan, maka pergerakan serta aliran bola Milan di lini tengah bisa mengalir dengan lancar karena mobilitas tinggi ketiga gelandang tersebut, walau saya agak sangsi dan menurut saya posisi Bonaventura juga tidak pas ditempatkan disitu.
Inilah kesempatan bagi Loccatelli untuk pamer kebolehan di panggung utama. Hal minus mungkin hanyalah pengalaman serta mentalitas yang belum terasah. Tapi jika konsisten, saya kira AC MILAN dalam kurun waktu 6 bulan kedepan akan sangat berbahaya sebagai sebuah tim.
Ya...tanpa Montolivo. MILAN, menurut saya justru akan kembali menjadi tim yang berbahaya dan menakutkan untuk kembali ke track rekordnya sebagai tim yang memiliki trah juara. Pembuktian akan hal ini (baca=analisa saya ini) dapat dilihat pada laga pekan ini yang mempertemukan Milan vs Chievo.
Hipotesis saya, bila Loccatelli dapat memenuhi ekspektasi tanpa terbebani, maka 6 bulan kedepan niscaya Capolista dalam genggaman. Tentu saja dengan formasi favorit sang Allenatore yakni 4-3-3. Apalagi bila Montella mendengar saya untuk tidak memaksa Bonaventura bermain di posisi 3 gelandang. Saya kira saatnya untuk mengorbankan salah satu dari Bona atau Suso sebagai penyerang sayap. Untuk 3 gelandang tengah, Montella mungkin bisa mencoba kombinasi Pasalic, Loccatelli, dan Kuco atau maksimalkan peran Matias Fernandez.
So, saya bilang Montolivo cedera justru akan menjadi berkah bagi AC MILAN. Karena dengan demikian AC MILAN akan sangat berbahaya. Tidak percaya?? Saksikan saja.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar