Senangnya Timnas Indonesia akhirnya kembali bersaing di AFF Cup setelah berhasil lolos ke babak semifinal usai taklukan Singapura dengan skor 2-1. Jujur saja sebenarnya saya pesimis.
Lebih senang lagi karena rupanya Riedl mendengar usulan saya melalui tulisan sebelumnya Kebekuan Taktik Jalan Terjal Timnas Indonesia Di AFF Tahun 2016. (Jangan-jangan Riedl ikut nimbrung di blog ini) heheheee...gaya dikit kenapa sich.
Kenapa saya bilang Riedl Mendengar saya? Karena sejak awal laga melawan Singapura, Riedl sudah merubah skema dari 4-4-2 menjadi 4-5-1 dengan mengistirahatkan Lerby dan memasang Evan Dimas agak maju ke depan dibelakang Lone striker Boaz sebagai False Nine.
Hasilnya seperti yang sudah saya ulas pada tulisan saya sebelumnya (udah dibaca khan?) Lini tengah Indonesia tampak dominan dan berhasil menguasai bola dan permainan bahkan langsung memberikan beberapa kali ancaman berbahaya.
Usulan selanjutnya yang didengar Riedl adalah tidak lagi beku dalam penerapan skema main yakni strategi pergantian pemain yang diikuti "taktikal change". Hal ini tampak ketika Riedl menarik Evan Dimas dan memasukan Ferdinand Sinaga. Ini sesuai konteks karena Indonesia sedang tertinggal. Pola main pun berubah menjadi 4-4-2 atau 4-1-4-1 yang mana Boaz lebih ditugaskan sebagai second striker yang berfungsi sebagai pemantul dengan menjemput bola dan bermain melebar. Hasilnya, kerjasama Boaz dan Rizky Pora dilanjutkan dengan crossing yang disambut first time cantik oleh Andik yang masuk dari second line dan berbuah gol penyama kedudukan kedudukan.
Fleksibilitas taktik dalam strategi pergantian pemain yang diharapkan, kembali terlihat ketika Beny Wahyudi ditarik dan memasukkan Manahati Lestusen. Disini, lini belakang Indonesia diisi oleh 3 central bek dan pola pun berubah ketika timnas memegang bola yakni 3-6-1 atau 3-1-5-1 atau 3-1-4-1-1 dengan Boaz bermain agak ke belakang dan berfungsi membuka lini pertahanan Singapura. Disini para pemain belakang Singapura dipaksa mengikuti pergerakan Boaz yang bergerak bebas di 1/3 area lawan. Dikala Indonesia semakin menekan pertahanan lawan untuk mengejar gol kemenangan.Taktik ini diperlukan agar Manahati dapat membantu menjaga pertahanan dari serbuan Counter Attack di kala tim sedang memburu gol kemenangan.
Terakhir strategi pergantian Rizky dengan Zulham demi menguatkan lapangan tengah dalam menekan pertahanan lawan. Sayap palsu pun dijalankan ketika Andik maupun Zulham diberikan keleluasan bergerak di 1/3 area lawan bersama Boaz dengan dibantu pergerakan Lilipaly.
Andik dan Zulham tidak lagi bergerak menyisir sayap semata tapi lebih diberikan keleluasan untuk terus bergerak mengobrak-abrik lini pertahanan Singapura dari tengah.
Melihat fakta ini, saya memprediksikan kita akan menjumpai Vietnam di semifinal dan Myanmar bertemu Thailand. Tapi entahlah...benar atau tidak prediksi saya.
Saya koq sudah berpikir final ya...finalnya Indonesia vs Thailand dan Indonesia membalas kekalahan dengan merebut trophy pertama kalinya seperti halnya Malaysia di 2010 silam. Soal hal ini, saya sudah singgung juga di tulisan saya sebelumnya dengan judul Indonesia Vs Thailand, Kalah Kelas Merubah Sejarah.
Jauh lebih senang karena saya berhasil memberikan prediksi komposisi 4 besar kejuaraan AFF dengan cukup baik. Setidaknya, hanya salah satu. Tidak percaya? Silahkan klik tulisan saya Utak-Atik Peluang Juara AFF 2016. Sudah dibaca? Yap benar sekali. Kesalahan saya ada di Filipina dan Myanmar. Heheheeeeee...So Far So Goodlah. Iya khan?
Saya percaya, tidur saja tau siapa pemain yang harus diganti apalagi melek? Sayang bgt indonesia membiarkan bakat pelatih seperti ini terbuang percuma. Alangkah lebih berbahagia jika indonesia juara dan diarsiteki sendiri putra terbaik indonesia lyaitu penulis bog ini. Harapan saya paling tidak ada pemilik klub lokal sekalipun cobalah menggunakan jasanya, biarkan dia berkreasi dan menunjukkan potensi dan bakatnya. Niscaya klub anda berada di level atas sepakbola... mantap...
BalasHapusWow...terima kasih atas atensinya. Tapi membaca komentar ini sungguh sangat amat mengerikan dan membunuh kesenangan saya pada sepakbola dan menulis. kata anak sekarang amat sangat lebay. hheheheheeee
BalasHapus