Alkisah, ada sebuah perlombaan lari. Dalam perlombaan tersebut, Zebra, Serigala, dan Setan mulai berlari meninggalkan kompetitor lainnya ketika memasuki 12 meter pertama dari 38 meter lintasan yang dilombakan. Ketiganya adu cepat. Zebra paling depan disusul Serigala dan Setan membuntuti di belakangnya.
Pertanyaannya, siapakah dari ketiganya yang menjuarai lomba?
Pertanyaannya, siapakah dari ketiganya yang menjuarai lomba?
Menjawab pertanyaan tersebut, mari kita lihat susunan dalam lintasan lomba. Zebra disusul serigala kemudian setan. Ini seperti sebuah rantai makanan. Karena itu, mari kita bedah bersama murni menggunakan kacamata teori rantai makanan.
Secara teori rantai makanan, semakin pendek rantai makanan, semakin besar energy yang tersedia.
Pertama, Zebra. Bagian dari jaring-jaring makanan dari tiga rantai makanan. Kedua, Serigala. Sama seperti Zebra, bagian dari jaring-jaring makanan dari tiga rantai makanan. Ketiga, Setan. Bagian dari jaring-jaring makanan dari dua rantai makanan. Artinya, hipotesis yang dapat kita bangun, setan memiliki probabilitas terbesar sebagai pemenang lomba lari tersebut karena memiliki energy paling besar sebagaimana teori rantai makanan.
Artinya, Zebra mesti berlari kencang dan berharap serigala dan setan tergelincir sehingga jarak yang tercipta akan semakin lebar dan menyulitkan serigala maupun setan. Begitu pula, serigala ataupun setan berharap ada yang tergelincir sehingga jarak bisa dipangkas dan pada akhirnya bisa keluar sebagai pemenang dalam lintasan lomba lari.
Secara teori rantai makanan, semakin pendek rantai makanan, semakin besar energy yang tersedia.
Pertama, Zebra. Bagian dari jaring-jaring makanan dari tiga rantai makanan. Kedua, Serigala. Sama seperti Zebra, bagian dari jaring-jaring makanan dari tiga rantai makanan. Ketiga, Setan. Bagian dari jaring-jaring makanan dari dua rantai makanan. Artinya, hipotesis yang dapat kita bangun, setan memiliki probabilitas terbesar sebagai pemenang lomba lari tersebut karena memiliki energy paling besar sebagaimana teori rantai makanan.
Artinya, Zebra mesti berlari kencang dan berharap serigala dan setan tergelincir sehingga jarak yang tercipta akan semakin lebar dan menyulitkan serigala maupun setan. Begitu pula, serigala ataupun setan berharap ada yang tergelincir sehingga jarak bisa dipangkas dan pada akhirnya bisa keluar sebagai pemenang dalam lintasan lomba lari.
Secara alamiah, dari ketiganya zebra merupakan produsen yang siap disantap oleh serigala dan serigala akan dirasuki roh-roh setan kemudian mati terkapar. Walau pun harus diakui, kecepatan berlari dengan memanfaatkan energy yang dimiliki akan sangat menentukan proses alamiah yang akan terjadi.
Pada akhirnya, mari kita buktikan teori rantai makanan ini. Hipotesis yang dibangun tentu berdasarkan probabilitas yang ada. Didukung dengan teori ambivelensi bahwa yang memiliki tingkat kecemasan paling tinggi dalam sebuah rantai makanan adalah yang paling lemah dalam sebuah rantai makanan.
Bukankah yang terlemah dari ketiganya bila menggunakan teori rantai makanan adalah zebra disusul serigala, kemudian setan??
Saya melihatnya, potensi yang menentukan bila ketiganya memasuki etape 16 dan 17 lintasan lomba. Untuk itu, Energy ketiganya mesti benar-benar siap termasuk tentu saja kesiapan mental.
Kalau demikian adanya, saya melihat potensi serigala dimasuki roh-roh setan membuat serigala akan kesetanan untuk menangkap zebra, mencakarnya, dan kemudian mencabik-cabik zebra sebelum mati terkapar karena telah dirasuki roh-roh setan sebelumnya.
Bila benar ini terjadi, ini bisa dikatakan sebagai sesuatu yang alamiah. Ya....murni menggunakan kacamata teori rantai makanan.
Tulisan ini sungguh bukanlah sebuah pretensi. Hanya ingin mencoba sebuah teori yang sudah berlaku umum. Agadium Latin menyatakan “Ubi societas ibi justicia”, artinya di mana ada masyarakat dan kehidupan di sana ada hukum (keadilan). Teori rantai makanan tentu menjadi bagian dari ketetapan hukum alam, bukan?
Be bingung GW, apa ini tentang pemerintahan atau apa, tapi nice lah ;)
BalasHapusIni murni tentang lomba antara zebra, serigala, dan setan menggunakan teori rantai makanan dengan mengukur ambivilense
BalasHapusmantap bro, b sond berani berpikir kemana".....takut salah...hahaha
BalasHapus