Filosofi Sepakbola Indonesia

Filosofi Sepakbola Indonesia. Begitu yang sedang ngetrend saat ini. Bahkan beberapa kali terpampang jelas di Stadion saat Timnas beruji coba baru-baru ini.

Filosofi sepakbola Indonesia, konon katanya sudah dibangun sejak era kepemimpinan PSSI terdahulu. Itu berarti sudah beberapa tahun lalu konsepnya. Era kepengurusan sekarang hanya akan melegalkan dan menyebarluaskan untuk digunakan sebagai panduan oleh setiap klub sepakbola di Indonesia terutama untuk pembinaan pesepakbola muda.

Filosofi sepakbola Indonesia katanya lagi dibuat melibatkan berbagai unsur praktisi sepakbola baik pelatih maupun pemain.Walau sempat molor dari rencana awal akhirnya dibeberkan juga ke publik.

Langkah ini baik adanya. Penting bagi perkembangan sepakbola Indonesia dan diharapkan menjadi ciri khas pasukan Garuda dalam mengarungi pentas internasional sehingga tentunya bisa mengakhiri paceklik gelar.

Sayangnya, rupa filosofi sepakbola Indonesia yang terdiri dari 180 halaman lebih menekankan pada aspek teknis taktikal permainan semata. Sedangkan unsur gizi, ketahanan fisik, mentalitas belum terjamah. Padahal bicara sepakbola mestinya memperhatikan hal-hal tersebut yang paling utama sehingga bisa disusun sebuah cara bermain yang sesuai.

Hemat saya, mengembangkan filosofi sepakbola Indonesia mesti melibatkan banyak pihak. Tidak hanya pelatih atau pun pemain sepakbola semata. Apalagi hanya bicara taktik atau strategi semata. Sepakbola itu kompleks, mestinya juga memperhatikan unsur-unsur lain seperti metode pelatihan fisik, Bagaimana asupan gizi, dan berbagai tetek bengek lainnya termasuk sentuhan psikolog demi mendukung terlaksananya penerapan taktik atau strategi yang tepat sekaligus menjadi ciri khas sepakbola Indonesia.

Itu sebabnya pengembangan filosofi Sepakbola Indonesia harus melibatkan banyak pihak sebagaimana yang menyangkut perkembangan seorang pesepakbola profesional antara lain melibatkan para pakar tulang, gizi, dokter khusus sport, Science sport, psikolog, dan lain sebagainya.

Sepakbola tidak hanya bicara soal teknis bermain dan mengolah bola tapi juga pemahaman taktikal dan fisik yang tidak bisa dipandang sebelah mata juga mentalitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Itulah mengapa pakar2 itu perlu dilibatkan untuk melahirkan apa yang disebut filosofi sepakbola Indonesia.

Bicara filosofi sepakbola Indonesia mestinya bicara komprehensif unsur-unsur yang mempengaruhi dan membentuk sebuah tim. Bicara filosofi sepakbola Indonesia tdk bisa parsial dengan mengabaikan unsur-unsur lain yang sama vitalnya.

Sebagai contoh bagaimana mau bicara permainan pendek kaki ke kaki yang cepat bila pergerakan pemain lamban, mobilitas pemain tak berlangsung karena ketahanan fisik yang buruk.

Sampai pada titik ini, saya masih berharap agar PSSI menggelar sebuah kongres besar untuk penyempurnaan filosofi sepakbola Indonesia dengan mengundang berbagai pakar yang ada kaitannya demi menciptakan metode yang tepat. Kalau ini bisa dilakukan, jangankan ASEAN! Dunia pun bisa diguncang.

posted from Bloggeroid