Selamat Datang By JoeFrigerio

Menu

Animated Buttons - "Pressed Effect"

...

Slideshow

Automatic Slideshow

Change image every 3 seconds:

1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur

Senin, 21 Agustus 2017

Mengintip Emas Ala Luis Milla

Emas telah dibebankan kepada Luis Milla dan pasukannya Timnas Indonesia U-22 pada ajang multi event Sea Games 2017 yang berlangsung di Malaysia.

Target yang ditetapkan PSSI kepada Timnas U-22 terasa wajar karena waktu persiapan yang cukup mumpuni serta sudah terlalu lama menahan dahaga emas dari cabang yang paling digemari pada seantero Nusantara. Maklum, sudah 26 tahun lalu kita terakhir menggenggam emas di ajang ini tepatnya di tahun 1991 kala Sea Games berlangsung di Filipina.

Tiga laga telah dilalui pasukan Garuda Muda dalam upaya mengintip emas dengan hasil sekali seri dan dua kali menang. Hasil yang dicapai sejauh ini membuka pintu peluang untuk melangkah ke babak selanjutnya. Namun dengan syarat dua laga tersisa harus dimenangkan.

Tanpa mengecilkan kehadiran Kamboja yang akan dilawan Garuda Muda pada laga terakhir penyisihan Grup B, lawan keempat yakni Vietnam merupakan kunci utama untuk membuka pintu semifinal. Menurut saya, dengan mengalahkan Vietnam kita sudah dapat dipastikan berada pada babak selanjutnya dan dapat mengintip emas lebih dekat.

Namun mengalahkan Vietnam bukanlah perkara mudah. Apalagi harus bertanding tanpa diperkuat oleh jenderal lapangan tengah Evan Dimas yang oleh media Vietnam dijuluki Messi dari Indonesia. Akumulasi kartu kuning yang diterima oleh Evan Dimas sehingga tidak bisa bermain dalam laga melawan Vietnam merupakan kerugian besar bagi Timnas Indonesia. Apa mau dikata?

Kini, Luis Milla mesti menyiapkan strategi lain termasuk komposisi pemain yang kiranya mampu menutupi ketidakhadiran pemain paling berpengaruh dalam tim seperti Evan Dimas. Melihat komposisi pemain yang diboyong Milla pada skuad kali ini, lini tengah dihuni oleh Asnawi, Hargianto, dan Hanif selain Evan Dimas yang tidak dapat bermain.

Ketiga pemain tersebut sudah mencicipi rumput Sea Games pada laga-laga sebelumnya. Namun harus diakui lini tengah Indonesia memiliki ketergantungan yang sangat pada peran Evan Dimas dalam mengatur ritme permainan, visi bermain, serta terutama passing-passing akurat yang dimilikinya. 

Untuk itu, Milla tidak bisa berharap banyak kepada Hanif maupun Asnawi untuk memainkan pola seperti yang sudah dijalani Timnas dalam laga-laga sebelumnya. Keduanya bukan tidak bagus namun belum setara kemampuan Evan Dimas. Karenanya, alangkah bijaknya bila Milla lebih cerdik dengan mengubah skema bermain Timnas Indonesia untuk meredam keganasan Vietnam yang di ajang ini tampak dominan baik dalam penguasaan bola maupun ketajaman lini serang.

Pilihan menunggu dan memanfaatkan counter attack merupakan salah satu opsi yang bisa diambil oleh Milla. Namun opsi ini sangat beresiko karena Vietnam pada ajang ini justru sangat senang dengan tim lawan yang menunggu sehingga mereka bebas berkreasi. Terbukti, di laga-laga sebelumnya Vietnam sangatlah enjoy memainkan bola pendek variasi dari kaki ke kaki karena lawan dipaksa untuk bertahan sekuat tenaga di daerahnya sendiri. 

Karena itu, keberanian Milla untuk mengubah komposisi pemain di lini tengah Indonesia menjadi kunci sukses keberhasilan Indonesia untuk meredam Vietnam. Disini, saya melihat bila saja Milla berani mengambil resiko, Gavin Kwan digeser ke lini tengah untuk mendampingi Hargianto dan salah satu dari Asnawi ataupun Hanif.

Pilihan ini memang beresiko namun perlu dicoba karena seorang Gavin Kwan sesungguhnya posisi aslinya adalah seorang gelandang serang dan pengatur serangan sebelum diubah oleh Jaksen Tiago saat membesut Barito Putra ke full bek kanan. Putu Gede bisa dipasang untuk mengisi posisi full bek kanan yang ditinggalkan Gavin Kwan. Namun, pilihan ini tentu mesti mengorbankan salah satu dari tiga pemain depan. Itu bila Milla memakai 4-2-3-1.

Jika Milla memakai 4-3-3 maka sejatinya Gavin bisa dicoba untuk diisi di lini tengah untuk mensuplay bola kepada tiga pemain yang bergerak didepan bisa Marinus/ Ezra, Osvaldo/Sadil , maupun Yabes atau Febry. Tergantung pilihan Milla di sektor depan. 

Kewajiban untuk menang adalah harga yang tidak bisa ditawar lagi apabila Milla dan pasukannya ingin mengintip emas. Untuk meraih emas memang perlu adanya keberanian untuk mengacaukan Vietnam yang saya yakin sudah memantau laga Indonesia sebelumnya.

Taktikal yang dimainkan Milla akan berhasil bila menunjuk pemain yang tepat dalam mengisi starting eleven nantinya. Yabes pun saya kira bisa dicoba karena pemain yang satu ini juga sangat rajin untuk menutup ruang di lini belakang ketika tim ditekan lawan dibandingkan Febry yang sedikit lemah dalam menutup ruang ketika tim diserang.

Apapun keputusan Milla, Dia dan staf pelatihnya yang lebih tahu dengan kondisi terkini para pemain Timnas U_22. Sekali lagi dengan kondisi Timnas tanpa kehadiran Evan Dimas, saya berharap Milla mampu menunjukkan daya magisnya dengan taktik yang akrobatik alias diluar dugaan sehingga mampu mengalahkan Vietnam. Inilah kuncinya untuk mengintip emas lebih dekat dan jelas.

Semoga Timnas Indonesia bisa berjaya!

Salam Olahraga,






Tidak ada komentar:

Posting Komentar