Ahok. Nama itu begitu populer saat ini. Bukan karena sedang menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta yang notabene adalah pusat pemerintahan Republik ini sehingga menjadi sorotan media massa yang berpusat di Ibukota Negara. Bukan pula karena mendekati Pilgub DKI Jakarta yang sebentar lagi akan digelar sehingga memanaskan suhu politik ibukota. Bukan pula karena Kristen dan China. Bukan! Bukan itu! Saya rasa semua orang tahu Ahok populer karena merepresentasikan tipe pemimpin yang diharapkan masyarakat.
Ahok membawa perubahan yang diinginkan oleh masyarakat sebagai seorang pemimpin. Sikap kepemimpinan Ahok yang berani, tegas, berintegritas, inovatif, tidak neko-neko, serta memiliki sikap melayani terutama kepekaan kepada masyarakat untuk membenahi yang rusak menjadi baik tersebut yang membuat nama Ahok melambung jauh terbang tinggi menembus sekat politik Indonesia yang selama ini terkungkung dalam lembah 'politik kotor'.
Tidak heran banyak komentar di Media Sosial yang rada nyeleneh, "Jika masyarakat Jakarta tidak menginginkan Ahok, biarlah Ahok ke daerah karena kami menginginkannya". Hal ini menunjukkan betapa gaya kepemimpinan Ahok itu sangat diminati oleh publik yang telah muak dengan beragam gaya kepemimpinan selama ini yang penuh intrik dan tipu daya. Kemunculan Ahok setidaknya menyadarkan masyarakat Indonesia pada umumnya bahwa masih ada harapan untuk membawa negeri ini ke arah yang lebih baik. Memang bukan hanya Ahok yang fenomenal. Ada banyak Kepala Daerah yang memiliki track record cemerlang seperti Ibu Risma di Surabaya atau Kang Ridwan Kamil di Bandung serta beberapa nama lainnya. Yang membedakan adalah sikap politik Ahok yang berani melawan arus dengan 'menantang' Partai Politik yang selama ini dianggap merupakan kendaraan politik seseorang guna mendapatkan tampuk kekuasaan dengan sejumlah agenda dan kesepakatan politik di belakang layar.
Perbedaan inilah yang semakin mencuatkan nama Ahok diantara sederet nama mentereng sebagai pemimpin ideal. Ahok pun kini dianggap sebagai representasi perlawanan masyarakat terhadap tindakan semena-mena penguasa. Gaya dan sikap kepemimpinan Ahok dianggap sebagai kunci untuk membuka lebar gerbang perubahan menuju Indonesia yang lebih baik.
Jauh di Kota 'Karang' Kupang, Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Hawa panas pemilihan pasangan Walikota dan Wakil Walikota pun kini telah terasa dengan kemunculan sejumlah nama-nama paket yang mulai dihembuskan. Kebetulan, Kota Kupang pun melakukan pemilihan di tahun 2017. Karenanya, mencari sosok Ahok di Kota Karang adalah hal lumrah bagi masyarakat Kota Kupang untuk memimpin Kota ini selama 5 Tahun kedepan. Sayangnya, sosok demikian tidak ditemukan dalam paket-paket yang ditawarkan oleh kendaraan politik sejauh ini.
Ibarat ingin membeli sebuah produk. Paket-paket yang ditawarkan kepada masyarakat Kota Kupang rasanya kurang memenuhi selera kalau tak mau disebut tidak memenuhi selera masyarakat Kota Kupang akan sosok pemimpin yang diharapkan. Seandainya saja masyarakat harus membeli paket bernama PILWALI layaknya membeli sebuah produk, saya yakin percaya masyarakat Kota Kupang enggan untuk membelinya. Toh, yang gratis seperti sekarang saja masih banyak ditemukan masyarakat yang enggan untuk ikut memilih dengan memberikan hak suaranya. Alasannya sederhana : paket tersebut tidak sesuai selera politik masyarakat yang terlanjur apatis.
Mencari sosok Ahok di Kota Karang sejatinya sangat mudah ditemui karena banyak pria ber-etnis china berkulit kuning langsat, bermata sipit, berkacamata, berambut lurus, gaya bicara blak-blakan, serta Kristiani pula. Disini banyak. Namun bukan itu substansinya. Ahok yang dicari dalam bingkai PILWALI adalah pemimpin yang rela berkorban apapun demi membangun Kota Kupang menjadi jauh lebih baik dari hari ini. Ahok yang dicari adalah pemimpin yang menjawab amanah masyarakat berbekal kebenaran dan keadilan. Ahok yang dicari adalah sosok pemimpin yang membuat masyarakat puas karena telah memilihnya sebagai pelayan masyarakat. Ini sekaligus merupakan pekerjaan rumah yang mesti disikapi secara serius oleh mesin-mesin politik sebagai sentra penghasil pemimpin. Kepastian akan munculnya sosok Ahok mesti diperjuangkan bila mau memperoleh elektabilitas dalam PEMILU mendatang. Jangan sampai mesin politik menjadi karat dan tak mampu memproduksi pemimpin yang layak jual serta masih tenggelam dalam euforia politik masa lalu yang penuh dengan kesepakatan-kesepakatan terselubung.
Menciptakan formula yang tepat demi mencari dan atau memproduksi Ahok di Kota Karang wajib dilakukan dengan mengedepankan transparansi tanpa syarat yang 'menakutkan'. Skema ini mesti dibuat bila benar partai politik serius ikut membangun bangsa dengan mengedepankan kepentingan bangsa diatas kepentingan golongan.
Maklum saja, warga Kota Kupang bosan dengan tarik ulur persoalan air minum yang tak kunjung beres. Warga Kota Kupang juga jenuh dan berharap ada inovasi atas persoalan listrik yang kambuh secara periodik. Warga Kota Kupang lelah berjalan di aspal yang terkelupas. Warga Kota Kupang butuh kawasan hijau pantai dengan pasir putih beserta ombak melambai untuk melepas penat bukan dibuat eksklusif atas nama investasi. Warga Kota Kupang juga butuh birokrasi yang bisa melayani secara cepat dan tanpa neko-neko. Warga Kota Kupang membutuhkan sarana olahraga yang representatif serta hal-hal baik lain yang sekiranya dapat dihadirkan dalam tempo 5 tahun kepemimpinan bukan sekedar jargon kosong.
Mesin politik mesti cermat menawarkan paket-paket yang akan dipilih masyarakat bila tidak ingin ditinggalkan oleh masyarakat kelak. Memang bukan perkara mudah untuk mencari Ahok di sela-sela tumpukan karang. Namun, jika partai politik enggan menghadirkan orang-orang seperti Ahok maka tak salah bila masyarakat Kota Kupang pun ikut berseloroh," Kalau masyarakat Jakarta menolak Ahok, Biar Ahok jadi Walikota Kupang sa."
Maklum ini eranya menjual keunggulan produk. Produk unggul yang dicari, bukan produk asal-asalan apalagi asal comot serta asal ada timbal balik demi rutinitas politik bernama PILKADA. Kini zamannya, produk yang sekiranya memberikan garansi bahwa 5 tahun mendatang hidup masyarakat Kota Kupang berubah menjadi lebih baik dari masa kini. Setidaknya, John C. Maxwell sudah memberikan kompas untuk memilih pemimpin yakni "Pemimpin adalah orang yang mengetahui suatu cara; menjalankan dan sekaligus menunjukkan cara tersebut." Bagaimana siap mencari Ahok?? Ayo!! Ahok muncullah ke permukaan karang di Kota Kasih.
Selamat menentukan pilihan!! Semoga ada Ahok di PILWALI Kota Kupang.
Menciptakan formula yang tepat demi mencari dan atau memproduksi Ahok di Kota Karang wajib dilakukan dengan mengedepankan transparansi tanpa syarat yang 'menakutkan'. Skema ini mesti dibuat bila benar partai politik serius ikut membangun bangsa dengan mengedepankan kepentingan bangsa diatas kepentingan golongan.
Maklum saja, warga Kota Kupang bosan dengan tarik ulur persoalan air minum yang tak kunjung beres. Warga Kota Kupang juga jenuh dan berharap ada inovasi atas persoalan listrik yang kambuh secara periodik. Warga Kota Kupang lelah berjalan di aspal yang terkelupas. Warga Kota Kupang butuh kawasan hijau pantai dengan pasir putih beserta ombak melambai untuk melepas penat bukan dibuat eksklusif atas nama investasi. Warga Kota Kupang juga butuh birokrasi yang bisa melayani secara cepat dan tanpa neko-neko. Warga Kota Kupang membutuhkan sarana olahraga yang representatif serta hal-hal baik lain yang sekiranya dapat dihadirkan dalam tempo 5 tahun kepemimpinan bukan sekedar jargon kosong.
Mesin politik mesti cermat menawarkan paket-paket yang akan dipilih masyarakat bila tidak ingin ditinggalkan oleh masyarakat kelak. Memang bukan perkara mudah untuk mencari Ahok di sela-sela tumpukan karang. Namun, jika partai politik enggan menghadirkan orang-orang seperti Ahok maka tak salah bila masyarakat Kota Kupang pun ikut berseloroh," Kalau masyarakat Jakarta menolak Ahok, Biar Ahok jadi Walikota Kupang sa."
Maklum ini eranya menjual keunggulan produk. Produk unggul yang dicari, bukan produk asal-asalan apalagi asal comot serta asal ada timbal balik demi rutinitas politik bernama PILKADA. Kini zamannya, produk yang sekiranya memberikan garansi bahwa 5 tahun mendatang hidup masyarakat Kota Kupang berubah menjadi lebih baik dari masa kini. Setidaknya, John C. Maxwell sudah memberikan kompas untuk memilih pemimpin yakni "Pemimpin adalah orang yang mengetahui suatu cara; menjalankan dan sekaligus menunjukkan cara tersebut." Bagaimana siap mencari Ahok?? Ayo!! Ahok muncullah ke permukaan karang di Kota Kasih.
Selamat menentukan pilihan!! Semoga ada Ahok di PILWALI Kota Kupang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar