Salah seorang pimpinan di kantor saya dalam sebuah kesempatan mengatakan, kalau setiap orang sejatinya adalah orang baik, bahwa ada orang yang tidak baik/jahat mungkin karena mereka lupa bahwa mereka adalah orang baik.
Ketika beliau mengatakan hal tersebut, semua karyawan tertawa termasuk saya pun ikut tertawa.
Seiring waktu berjalan, apa yang diucapkan oleh pimpinan saya tersebut merasuk dalam kehidupan saya. Jujur saja, sampai kini setiap hendak melakukan setiap perbuatan selalu teringat bahwa saya adalah orang baik. Walaupun bukan berarti saya tidak pernah lagi melakukan perbuatan tidak baik (Masih sering juga sich). Hanya setidaknya kalimat dari pimpinan saya bagaikan mantra untuk saya sebelum melakukan suatu perbuatan.
Menurut saya, apa yang disampaikan oleh pimpinan saya tersebut sungguh luar biasa dan hal tersebut muncul dari refleksi yang luar biasa dari seorang pemimpin yang memiliki pemikiran positif terhadap setiap orang. Ini penting! Apalagi di zaman yang penuh serba-serbi seperti ini.
Dalam kaitan dengan hal-hal baik, kita pasti pernah melakukan hal-hal baik dan terpuji dalam hidup kita bukan? Pertanyaannya, seberapa sering kita melakukannya?
Melakukan hal-hal baik dewasa ini, gampang susah susah dan membutuhkan keberanian yang cukup. Dalam kehidupan saat ini, kadang ketika kita melakukan hal-hal baik, orang lain justru menganggap apa yang kita lakukan adalah perbuatan tidak baik. Baik seperti telah kehilangan makna. Baik seolah telah mengalami pergeseran nilai karena kehidupan sosial yang kian kompleks dan penuh dengan ketidak baikan. Sebagai contoh : perkelahian suami istri tetangga kita didepan mata, tidak kita lerai hanya karena takut dianggap tidak baik karena mencampuri urusan rumah tangga orang lain. Atau bila kita melihat teman kita bermain api asmara terlarang, kita tak sanggup mengatakan karena takut di cap sebagai orang yang tidak baik. Hmmm...jadi bingung juga ya?
Tapi bersyukurlah kita bisa hidup di zaman seperti sekarang ini karena ujiannya lebih berat bahkan hanya untuk melakukan sebuah kebaikan. Itulah mengapa saya katakan diawal bahwa zaman ini butuh keberanian yang cukup untuk melakukan kebaikan. Melakukan hal-hal baik menyangkut hubungan sosial antar sesama saat ini memiliki resiko dan bisa menjadikan kita tidak baik. Faktanya, seringkali orang yang berbuat baik saja dibenci dan dicaci maki. Tak heran, bila banyak orang pun sepertinya enggan untuk melakukan hal-hal baik bagi orang asing yang tidak dikenalinya. Maklum, melakukan hal-hal baik tidak lagi menyinggung esensi sebagaimana seharusnya hubungan sosial dibangun. Anomali tentang hal-hal baik ini tentu saja merupakan tantangan bagi kita generasi yang bernapas di zaman yang serba canggih ini dan harus dijawab dengan kesanggupan melakukan banyak hal baik.
Tak mengherankan pula bila kita berbuat hal-hal baik kini, cenderung hanya diperuntukan bagi orang-orang yang kita kenali. Ini sebenarnya tidak baik juga namun jauh lebih baik daripada sama sekali tidak melakukan hal-hal baik.
Toh, laju zaman ini bahkan menggiring kita sehingga sering kita temui orang yang tidak kita kenali dan berbuat baik kepada kita pun bahkan dicurigai. "jangan-jangan ada motif tertentu dibalik perbuatan baiknya tersebut".
Macam-macam persepsi atas suatu perbuatan baik boleh jadi terbentuk atas dasar berbagai pengalaman yang terjadi. Sekaligus potret yang menggambarkan bahwa di era seperti sekarang ini berpikir positif pada setiap orang yang kita temui mengalami krisis yang cukup hebat. Parahnya, perbuatan baik malah ikut terkikis dan tergerus oleh karena begitu khawatirnya kita pada hidup ini terutama menyangkut harta benda kita. Sehingga kita menjadi manusia yang memiliki kalkulasi tersendiri atas hal-hal baik. Akibatnya, banyak dari kita melupakan bahwa melakukan hal baik bukanlah matematika yang membutuhkan rumus plus cakar mencakar angka tetapi hanya sebuah pelajaran sosial.
Kalau dipikir-pikir, sebenarnya banyak hal-hal baik yang dapat kita lakukan dalam hidup ini namun karena desakan dan tuntutan hidup yang sedemikian ketatnya, kita kadang melupakan banyak hal baik yang dapat kita lakukan bagi sesama maupun lingkungan sekitar kita. Hitung menghitung hal-hal baik justru malah mengaburkan hal baik dan menempatkannya kedalam lembah ketidakbaikan.
Terus gimana dong? Tak perlu muluk-muluk. Mulailah dengan hal-hal sederhana dari rutinitas anda. Ibarat, terang yang menyinari kegelapan. Seperti itulah sebenarnya hal-hal baik dapat kita lakukan. Begitu kata seorang teman berfilosofi dalam sebuah diskusi tentang perbuatan baik.
So, tunggu apalagi? Hidup hanya sekali. Jangan pernah menyerah mengejar hal-hal baik walau dengan opsi resiko yang tidak sedikit. Sebarkan virus kebaikan sebanyak mungkin dengan hal-hal baik yang dapat kita lakukan. Karena pada mulanya adalah baik adanya. Ketika terjadi atau merasakan hawa ketidak baikan, ingatlah bahwa anda sejatinya adalah orang baik. Niscaya, Anda akan menemukan banyak hal baik dalam hidup Anda. Ini soal niat yang positif. Toh, melakukan hal baik tak serumit menyaksikan pertarungan Taxi Konvensional vs Taxi Online khan??
Salam Kebaikan,
Sangat inspiratif. Thx Bro! Mat Pasta Paska. Semoga Yesus Guru Kebaikan senantiasa memberi ilham bagimu dalam refleksi selanjutnya..
BalasHapusSangat inspiratif. Thx Bro! Mat Pasta Paska. Semoga Yesus Guru Kebaikan senantiasa memberi ilham bagimu dalam refleksi selanjutnya..
BalasHapusAduh bapak saya jadi malu. Terima kasih banyak bapak sudah rela untuk ikut membaca. Selamat Pesta Paskah salam damai dan kebaikan.
BalasHapusMenyambut pesta paskah dengan melakukan perbuatan baik kepada orang lain, bahkan lebih di utamakn kepada musuh karena kalau kepada teman, orang jahat pun melakukan itu kepada temannya.. dan perbuatan yang baik itu tanpa pamrih dan tulus dari dalam hati kita, semoga kelak anak2 kita bisa kita ajarkan melakukan perbuatan baik yang benar, dan mengembalikan hal itu menjadi budaya bangsa ini, amien!
BalasHapusMenyambut pesta paskah dengan melakukan perbuatan baik kepada orang lain, bahkan lebih di utamakn kepada musuh karena kalau kepada teman, orang jahat pun melakukan itu kepada temannya.. dan perbuatan yang baik itu tanpa pamrih dan tulus dari dalam hati kita, semoga kelak anak2 kita bisa kita ajarkan melakukan perbuatan baik yang benar, dan mengembalikan hal itu menjadi budaya bangsa ini, amien!
BalasHapusMakasih cep. Benarlah adanya karena telah terjadi anomali kebaikan sehingga dampaknya kita sering lupa bahwa kita sesungguhnya adalah orang yang baik.
BalasHapus