Di sela-sela keseruan menyaksikan Piala Bhayangkara, kita juga disuguhi pertarungan akbar Taxi Konvensional vs Taxi Online yang berbuntut demonstrasi besar-besaran para sopir Taxi Konvensional.
Apa yang dilakukan oleh para pegiat usaha bisnis jasa tersebut, ibarat dalam sepakbola (Kebetulan saya penyuka sepakbola heheheee) hal ini sebenarnya menyangkut rules of game dan fair play sebuah kompetisi. So, aksi yang dilakukan oleh para sopir taksi yang budiman di mata saya wajar adanya. Karena pertandingan hanya bisa dilaksanakan bila mengacu pada peraturan pertandingan dan perangkatnya.
Jadi begini, bagaimana mungkin Persipura dan Arema Cronous berkompetisi di liga yang sama jikalau rules of game hanya berlaku bagi salah satu, sementara yang lain tidak. Apakah mereka layak disebut berkompetisi?lantas siapa yang disalahkan?? Kalau saya bilang sich operator atau pelaksana liganya yang mesti disalahkan. Sebenarnya, bukan salah juga sich tapi dalam kasus ini operator liga menurut saya tidak mengantisipasi betapa dahsyatnya tuntutan zaman seiring perkembangan teknologi yang sedemikian pesat. Perkembangan ini melahirkan ide yang belum tertulis dalam rules of games kompetisi. Ini menjadi akar masalah yang menyebabkan ada klub yang merasa menjadi korban dan menganggap klub lain menjadi anak emas. Bayangkan saja, Arema misalnya diharuskan mendaftar dengan sejumlah syarat dan ketentuan yang mengikat serta berkekuatan hukum sedangkan Persipura justru sebaliknya. Disini jelas tidak bisa dipakai sebagai patokan sebuah kompetisi yang sehat dan fair play. Tentu tidak.
Dan kasus ini rupanya tidak hanya terjadi di Indonesia tetapi juga terjadi di beberapa negara yang berbuntut aksi demonstrasi besar-besaran. Rules of games yang baku dan tak ada diskriminasi bagi setiap peserta kompetisi harus segera dibuat sebelum kompetisi digulirkan adalah hal yang wajar dan harus menjadi fokus utama operator kompetisi kalau tidak mau terus-terusan digugat. Dalam hal ini pemerintah sebagai operator liga mesti segera mengusulkan revisi UU No.22 Tahun 2009 Tentang Angkutan Umum kepada DPR selaku RUPS PT. Liga agar segera di revisi. Kalau perlu dalam tempo yang tidak terlalu lama, mengingat hal ini menyangkut kehidupan dan nasib banyak orang yang dapat berimplikasi jauh.
Sampai pada titik ini, saya kira sembari menunggu aturan kompetisi di revisi, roda kompetisi harusnya, kalau mau tetap dilaksanakan tetap mengacu pada aturan lama yang belum direvisi. Itu artinya, Taxi Online mesti mengikuti aturan yang berlaku saat ini dengan sejumlah syarat dan ketentuan sebagaimana yang tertulis. Jika berkeras tidak mau, maka sudah seharusnya roda-roda taxi online mesti berhenti berputar menunggu hingga ada payung hukum tetap sebagai syarat untuk mengikuti kompetisi resmi dikeluarkan. Sehingga kelak siapa pun yang keluar sebagai juara dalam kompetisi dianggap sah dan memiliki legal standing. Jika sudah begini, para suporter yang menyaksikan jalannya laga kompetisi pun ikutan merasa terhibur dan nyaman saat menikmati jalannya laga.
Bahwa Arema menggunakan pola tradisional kick and rush atau catenacio dan Persipura menggunakan Total Football atau Tiki-Taka itu urusan nanti sebagai bagian dari strategi klub mengarungi arus kompetisi yang sedemikian derasnya.
Toh, pada akhirnya masyarakat pecinta bola yang akan memilih ingin menikmati pertandingan yang mana?? Ini semua tergantung dari bentuk permainan yang disuguhkan dan strategi menggali dana untuk mengarungi kompetisi. Semakin menghibur dan semakin berprestasi akan semakin digilai. Begitu saja koq repot!!
Ini bukan soal mazhab-mazhaban, ini soal asap-asapan taat peraturan yang berlaku. Ingat, persoalan asap masih menghantui Republik ini. So, jangan sampai persoalan asap knalpot malah berbuntut asap dapur dan berujung bencana nasional.
Ups, rupanya laga Persipura vs Arema Cronous berakhir seri. Untung bukan di kompetisi resmi liga Indonesia hanya panggung sekelas Piala Bhayangkara.
#Selamat menikmati pertandingan selanjutnya.
Terimakasih sudah mau menyuguhkan informasi tentang taxi online n konvensional, ada baik nya tulisan di lengkapi dgn aturan apa yang memberatkan taxi konvensional sedangkan di taxi online tidak ada, thanks bro! Oya semoga roda sepakbola di indonesia kembali berputar apalagi dgn status tersangka la nyalla ketua pssi itu..
BalasHapus