Selamat Datang By JoeFrigerio

Menu

Animated Buttons - "Pressed Effect"

...

Slideshow

Automatic Slideshow

Change image every 3 seconds:

1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur

Rabu, 06 April 2016

Belajar Jam


Coba perhatikan jam yang ada di sekeliling kita. Perhatikan secara detail cara kerjanya. Lihatlah detik terus bergerak agar menit bisa bergerak sehingga jam pun ikut bergerak. Dengan demikian kita mendapatkan pagi, siang, dan malam. Hari berganti hari beranjak minggu, tahun, abad, dan seterusnya.

Mekanisme itu telah terbentuk dan terus berlaku sejak dahulu hingga sekarang. Masing-masing berbagi peran sesuai tugasnya. Masing-masing terus bekerjasama dengan prinsip keteraturan dan saling menopang agar berfungsi sebagaimana tujuan jam itu dibuat.

Detik, menit, dan jam bergerak selaras saling bekerjasama. Tak ada yang merasa lebih berjasa atau lebih hebat dari ketiganya. Apalagi merasa ada yang dirugikan. Detik, menit, dan jam justru merasa sebagai satu kesatuan dan menjadi bagian dari waktu.

Sekalipun detik yang terus bergerak tetapi jam yang ditanya dan menjadi sentral dari pertunjukan mekanisme tersebut. Fungsi alat penunjuk waktu berada pada jam walau ia bergerak hanya sesekali saja. Itu sudah hukumnya. Demikianlah kehidupan ini.

Jangan sampai jam terus bergerak layaknya detik atau menit bergerak sesekali layaknya jam. Itu berarti ada yang salah dan tak berfungsi sebagaimana mestinya.

Dalam kehidupan ini, apakah kita ditempatkan pada detik, menit, atau jam ketahuilah kita hanyalah bagian dari waktu yang terus bergerak agar bisa berfungsi sesuai ihwal kehadiran kita di dunia yakni mencapai tujuan kehidupan ini.

Seperti halnya jam yang digerakan oleh sebuah energy, kita pun memiliki energy kehidupan yang mesti kita manfaatkan guna memenuhi tugas dan fungsi serta peran yang kita lakoni dalam kehidupan ini.

Apapun jenis, bentuk, model, merk, serta berapa pun harganya. Jam, ketika tak lagi berfungsi dan modelnya sudah ketuaan, maka jam tersebut hanya akan menjadi barang rongsokan yang tak lagi berarti.

Tak beda jauh dengan kehidupan kita, ketika kita tak lagi menjadi bagian dari waktu, bukan berarti kehidupan pun ikut selesai. Karena waktu terus bergerak hingga batas yang ditentukan oleh sang pemilik waktu. Energy kehidupan terbarukan akan dengan segera menggantikan peran kita untuk sebuah mekanisme kehidupan.

Dari jam kita bisa belajar banyak hal terutama menyangkut keselarasan, keteraturan, dan pembagian peran demi satu tugas mulia bernama kehidupan. Namun satu yang pasti kita tidak abadi, waktulah yang abadi.

Pada akhirnya, ada baiknya kita refleksikan apa yang dikatakan Paus Yohanes XXIII," "Jangan mencari ketakutanmu melainkan carilah harapan dan mimpimu. Jangan berpikir tentang frustrasimu, tapi tentang potensi yang belum terpenuhi. Perhatikan dirimu bukan dengan apa yang telah kamu coba dan gagal, tapi dengan apa yang masih mungkin bagimu untuk melakukan sesuatu."

Ya....mumpung masih diberikan kesempatan dalam kehidupan ini.
Tuhan memberkati

1 komentar:

  1. Berasa jarum penunjuk jam tidak bergerak sekali tapi terus bergerak, kecuali jam digital.. betapa berharga nya waktu hingga sepersekian detik itu sgt penting untuk para pembalap pro. Mari hargai waktu yang Tuhan berikan, walaupun saya terkadang susah juga menghargai waktu

    BalasHapus