Selamat Datang By JoeFrigerio

Menu

Animated Buttons - "Pressed Effect"

...

Slideshow

Automatic Slideshow

Change image every 3 seconds:

1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur

Rabu, 02 November 2016

Lebaran Kuda

Istilah yang dipopulerkan oleh mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono mendadak menjadi pembicaraan publik di berbagai media social. Lantas, apa makna lebaran kuda?? Anda jangan mencarinya di Kamus Besar Bahasa Indonesia karena anda tidak akan menemukannya sampai lebaran kuda. Heheheheeeee…..
Istilah yang bermakna khiasan ini kurang lebih memiliki arti sampai kapan pun atau sesuatu yang mustahil terwujud sampai akhir dunia.

Pertanyaannya, bagaimana bila istilah yang sama diucapkan oleh Ahok, sang fenomenal tersebut?? Teman saya yang sedang menyeruput kopi disamping saya langsung tersedak dan buru – buru mengatakan bahwa kemungkinan besar akan berubah makna. ”Ya….bisa jadi ketika diucapkan oleh sosok Ahok, istilah ini akan mengalami distorsi dari konteks bahasa,” saya mengamini sembari membayangkan apa yang akan terjadi.

Ini tentu sangat berbahaya, bila berbahasa saja kita sudah dikotak-kotakan. Kenyataan ini sesungguhnya tanpa pernah kita sadari, telah  menampar dan melecehkan kaidah bahasa Indonesia terutama para pemuda yang penuh semangat mengangkat sumpah pemuda untuk berbahasa satu bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan kesatuan.

Ketakutan saya, generasi anak – anak saya nantinya mengalami ketakutan berbahasa Indonesia karena memiliki potensi perubahan makna tergantung siapa yang bicara, siapa yang menilai, dan menggunakan kriteria seperti apa. Ini tentu sangat naïf dan merusak tatanan baku bahasa Indonesia sekaligus membuat perbedaan yang sangat berpotensi mengingkari bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan lebih jauh mengingkari satu tanah air dan satu bangsa sebagaimana sumpah pemuda di tahun 1928 silam.

Pemilihan diksi bila sangat tergantung siapa yang memilih dan menggunakannya apalagi berkaitan dengan SARA, maka sampai lebaran kuda pun kopi Bajawa yang begitu nikmat akan terasa hambar untuk saya dan teman saya cicipi. Kenapa? Karena kami telah kehilangan makna berbahasa dan akhirnya memilih bungkam tanpa sanggup berkata-kata.

Maaf !! Sudah seharusnya kita mulai meninggalkan permainan binatang bernama SARA apalagi sampai pada tataran konteks berbahasa. Ini sudah diluar kaidah dan kesepakatan kita bila masih memiliki keinginan untuk bersama-sama masuk dalam gerbang Indonesia Hebat.


Please….jangan membuat berbahasa pun menjadi rumit hanya karena kepentingan – kepentingan yang merusak, karena hidup kita sebenarnya sudah rumit. Bahasa itu bagian dari seni dan budaya yang mempersatukan. Kalau ada perbedaan makna maka hampir dapat dipastikan sebenarnya kita sendiri telah kehilangan makna untuk berbahasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar