Setelah
sukses menaklukan Vietnam pada laga semifinal leg pertama dengan skor 2-1. Publik
sepakbola nasional mulai harap-harap cemas agar timnas berhasil lolos ke babak
final AFF Suzuki Cup dengan menyingkirkan Vietnam. Termasuk beberapa orang
teman saya yang menghubungi saya untuk memberikan ulasan tentang peluang
timnas. Oya, termasuk seorang adik saya. Heheheeee...syukurlah mulai ada
pembaca setia yang ketagihan. (ciye...)
Harus
diakui untuk mencapai babak final AFF Suzuki Cup 2016, perjuangan timnas
Indonesia disadari tidaklah mudah. Apalagi bertanding di Hanoi, markas Vietnam.
Butuh kerja keras dan perjuangan ektra agar selain menaklukan dinginnya Hanoi
juga menaklukan ribuan suporter lawan yang dapat dipastikan akan terus ‘menganggu’
mental para pemain Indonesia.
Lantas,
bagaimana peluang timnas untuk berlaga di babak final AFF Suzuki Cup 2016? Saya
melihat peluang itu cukup besar walau Vietnam juga diuntungkan dengan gol
tandang.
Optimisme
saya bukan tanpa sebab. Pasalnya, Vietnam sejak bulan mei tak pernah merasakan
kekalahan. Kekalahan dari Indonesia merupakan kekalahan pertama tim julukan The Golden Stars. Secara keseluruhan, sepanjang
tahun 2016, kekalahan dari Indonesia merupakan kekalahan kedua. Sebelumnya,
Vietnam takluk dari Iraq. Artinya, tim nasional kita memiliki kemampuan yang
tidak boleh dipandang sebelah mata. Alasan selanjutnya, melihat sepak terjang
tim nasional kita ketika berhadapan dengan Vietnam di Hanoi. Rekor pertemuan
kita tidaklah buruk, bahkan di AFF Suzuki Cup 2004 duet Boaz dan Ilham Jayakesuma
merepotkan barisan pertahanan Vietnam dan menggunduli Vietnam dengan skor telak
3-0. Kebetulan, pelakunya kini menjadi kapten tim nasional kita.
Tapi....Vietnam
cukup unggul 1-0 dan kita gagal. Benar bahwa cukup menang 1-0 telah berhasil
meloloskan Vietnam ke babak final. Tapi pilihan ini sangat beresiko, bila
pelatih Vietnam Nguyen Huu Thang hanya menargetkan kemenangan 1-0. Ingat, Indonesia
selalu mencetak 2 gol dalam setiap laga pada turnamen kali ini. Penampilan
impresif lini serang Indonesia ini mesti juga dihitung oleh Vietnam bila tak
ingin menanggung malu di kandang sendiri.
Melihat
cara bermain timnas Indonesia yang lebih banyak menunggu untuk melakukan counter attack. Saya kira bila Riedl
bijak, maka harus memasang 5 gelandang untuk mengimbangi lini tengah Vietnam.
Karena dapat dipastikan Vietnam akan berupaya menekan lini pertahanan kita dengan
tujuan segera mendapatkan gol. Meredam keganasan lini tengah Vietnam adalah salah satu cara ampuh agar setidaknya peluang-peluang yang membahayakan lini
pertahanan Indonesia dapat diminimalisir sembari memanfaatkan celah yang ditinggalkan
para pemain Vietnam di lini belakang.
Hal
terpenting adalah jangan mudah kebobolan di menit-menit awal laga bahkan kalau memungkinkan
mencuri gol terlebih dahulu agar merusak mental pemain Vietnam juga konsentrasi
bertanding Vietnam. Ini penting!! Agar Vietnam semakin keluar menyerang dan
meninggalkan lubang menganga di lini belakang sehingga memudahkan para
penyerang kita melakukan counter attack
cepat dan memanfaatkannya dengan membuahkan gol.
Sepanjang
para pemain Indonesia fokus dan memiliki mentalitas tangguh, tim nasional
Indonesia tidak hanya mampu mengimbangi tetapi juga berpeluang mencuri
kemenangan di Hanoi. Ketangguhan mental sangat diperlukan karena selain
berhadapan dengan pemain kedua belas, wasit yang memimpin laga pun biasanya
akan membuat keputusan-keputusan yang sangat dipengaruhi oleh suasana
pertandingan. Ini yang perlu diwaspadai para pemain Indonesia.
Terlepas
dari hasil akhir laga semifinal leg kedua nanti dan lolos tidaknya Indonesia ke
final AFF Suzuki Cup 2016. Indonesia mesti lebih sering melakukan skema yang
memungkinkan para pemain kita melakukan tendangan keras dari luar kotak penalti
dari second line. Ini yang menjadi
kelemahan lini belakang Vietnam dan mesti dimanfaatkan oleh lini serang
Indonesia. Sayangnya, tidak terlihat sering dilakukan para pemain timnas
indonesia ketika melakoni laga leg pertama. Terhitung Cuma 3 kali skema
tersebut dijalankan yakni melalui Ferdinand Sinaga saat menerima umpan silang
Rizky Pora, Lerby ketika menerima umpan dada Boaz, dan Bayu Pradana ketika
menerima umpan Rizky Pora saat melakukan tusukan cut back. Padahal, kalau ini lebih sering dilakukan Vietnam bakal
mengalami banyak kesulitan.
Soal
pilihan bek tengah tentu sangat memusingkan Riedl melihat duet penampilan
Manahati dan Hansamu yang tampil brilian pada leg pertama. Terkait siapa yang
akan diturunkan, tentu Riedl dan staf kepelatihannya punya pertimbangan teknis
dan fisik. Hanya kalau boleh saya ikut rembug, ada baiknya menurunkan Manahati
berduet dengan Fachrudin. Lee Chong Vinh tampak kesulitan melewati Manahati
yang bermain lugas dan tanpa kompromi.
Pada
akhirnya, saya tetap optimis bahwa bila tidak ada hal-hal yang luar biasa dan
faktor x yang diluar kendali. Partai Vietnam vs Indonesia akan dimenangkan oleh
Indonesia dengan skor 0-2 atau 1-2. Bagaimana dengan anda? Optimiskah atau justru
pesimis? Kalau saya percaya, angka 2 yang menyelimuti perjalanan timnas
Indonesia bukanlah sebuah kebetulan.
So,
mari kita sambut final AFF Suzuki Cup 2016 dengan nyanyian kebanggaan,” Garuda
di dadaku, Garuda kebanggaanku. Kuyakin hari ini pasti menang.”
Menarik ulasannya Pa Gerald. Sy sll ikuti.
BalasHapusTerima kasih pak Frans untuk atensinya. Salam Dua Jari heheheheeee
Hapus