Selamat Datang By JoeFrigerio

Menu

Animated Buttons - "Pressed Effect"

...

Slideshow

Automatic Slideshow

Change image every 3 seconds:

1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur

Minggu, 26 Maret 2017

De Oranje Memantik Perhatian Publik


Timnas Belanda atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tim Oranje menarik perhatian publik sepakbola dunia usai takluk dari Bulgaria pada laga pra Piala Dunia 2018 zona Eropa grup A.
Sebuah hasil yang boleh dibilang mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan para pendukung Tim Oranje.



Dengan hasil tersebut, bayang-bayang kegagalan melaju ke putaran final kembali hadir. Tak heran beberapa media lantas menulis dengan nada yang sarkasme. “Oranje masih dalam masa kelam, Oranje terancam absen di Piala Dunia 2018.” Beberapa orang teman saya pun langsung ‘menyerbu’ aplikasi chat saya dengan kalimat-kalimat yang mengharubirukan perasaan. Sungguh terlalu!

Kegagalan Tim Oranje meraup poin penuh di kandang Bulgaria jelas membuka luka yang belum sepenuhnya sembuh tatkala musim panas tahun lalu Oranje gagal hadir di pentas Euro. Ini boleh jadi sebuah pertanda yang mesti dicermati oleh KNVB dan disikapi secepat mungkin sebelum terlambat dan berakhir penyesalan.

Salah satu faktor yang pantas mendapat sorotan dan menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan ini adalah Danny Blind selaku pelatih. KNVB mesti segera mengambil sikap dan meminta pertanggung jawabannya.

KNVB menurut saya terlalu gegabah dan berani ketika menunjuk Danny Blind sebagai penerus Guus Hiddink. Rekam jejak Blind yang tidak memiliki pengalaman melatih klub disertai belum adanya gelar dari kejuaraan resmi yang dipersembahkan untuk sebuah tim dalam kapasitasnya sebagai pelatih menjadi pertanyaan besar kala KNVB menunjuknya sebagai pelatih Tim Oranje. KNVB terlalu berani dan riskan menaruh kepercayaan kepada sosok Blind untuk memikul tanggung jawab sedemikian beratnya.

Padahal jika mau, KNVB sebenarnya memiliki stock pelatih kelas dunia berlimpah untuk ditunjuk menjadi pelatih kepala dengan sederet prestasi yang sudah terbukti. Walau pun harus diakui, deretan pelatih asal Belanda saat ini  secara kualitas sedikit mengalami penurunan usai era Van Gaal dan Hiddink yang malang melintang di sejumlah klub-klub raksasa Eropa dengan prestasi menggiurkan. Namun, setidaknya dari deretan pelatih yang ada memiliki rekam jejak dan pengalaman yang jauh lebih baik dibanding Blind.

Saat ini, KNVB mestinya segera bergerak turun gunung untuk merayu Frank Rijkaard yang sedang lowong. Dialah sosok yang paling tepat untuk menangani Tim Oranje saat ini menurut saya. Sederet prestasinya kala membesut Barcelona adalah bukti tangan dingin sang maestro eks gelandang AC MILAN yang dikenal memiliki intelegensia tinggi. Kegagalannya kala membesut De Oranje di tahun 2000 pada ajang Euro tidaklah terlalu mengecewakan bila dilihat dari sisi kualitas yang ditampilkan. Kesempatan kedua rasanya pantas diberikan kepada sosok yang satu ini.

Selain Rijkaard, ada sosok fenomenal dalam diri Foppe De Haan. Mantan pelatih Timnas Indonesia ini meraih sukses double saat membesut Jong Oranje U-23 dengan gelar Euro U-23 di tahun 2006 dan 2007. Walau sosok ini sudah tua dan memilih pensiun, tapi jika KNVB mau merayunya untuk kepentingan Timnas, saya kira Foppe De Haan tentu berpikir dua kali untuk menolak kesempatan berbhakti 'mengukir prestasi' di Timnas senior. Apalagi skuad saat ini didominasi oleh darah muda minim pengalaman. Kebetulan sosok De Haan dikenal justru karena kesuksesannya menemukan talenta-talenta muda untuk diramu menjadi kekuatan maha dahsyat.

Selain dua sosok tersebut, ada beberapa pelatih muda yang setidaknya memiliki karakter kuat dan sudah juga pernah membawa tim yan diasuh menjadi juara setidaknya juara liga Belanda seperti Ronald Koeman, Philip Cocu, dan Frank De Boer. Nama terakhir justru sedang menganggur usai dipecat oleh Inter Milan.

De Javu 1982 dan 1986 kini menghantui langkah Tim Oranje. Kala itu, usai menjadi Runner Up pasca dibekuk Argentina pada Piala Dunia 1978, Tim Oranje seperti kehilangan magisnya selama kurang lebih satu dekade sebelum lahirnya generasi emas yang berhasil memboyong Euro 1988. Kejadian serupa walau tak sama. Untuk menjadi juara Euro 1988, Opa Rinus Michel, sang penemu filosofi Total Football yang sudah uzur kala itu diminta menangani Timnas dan hasilnya maknyos.

Boleh jadi pelatih kawakan sekelas Rijkaard atau De Haan adalah jawaban untuk De Oranje kembali memiliki gairah dan hadir di Rusia sebagai kandidat utama pemegang gelar. Siapa tahu? Kuncinya sekali lagi sangat tergantung pada KNVB bersikap sebelum terlambat dan berakhir penyesalan. Saya yakin KNVB memiliki kriteria tinggi untuk seorang pelatih Timnas Belanda.

Membayangkan Piala Dunia tanpa kehadiran Tim Oranje ibarat cinta tanpa gairah. Tapi terlalu dini untuk mengatakan Oranje tidak lolos ke Rusia. Ketika KNVB telah menunjuk orang yang tepat, De Oranje tidak sekedar hadir tapi berpotensi meraih gelar pertamanya di Piala Dunia 2018. 


Salam Total Football,  

1 komentar: