Timnas Belanda atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tim Oranje menarik perhatian publik sepakbola dunia usai takluk dari Bulgaria pada laga pra Piala Dunia 2018 zona Eropa grup A.
Sebuah hasil yang boleh dibilang mengejutkan sekaligus mengkhawatirkan para pendukung Tim Oranje.
Dengan hasil tersebut, bayang-bayang
kegagalan melaju ke putaran final kembali hadir. Tak heran beberapa media
lantas menulis dengan nada yang sarkasme. “Oranje masih dalam masa kelam,
Oranje terancam absen di Piala Dunia 2018.” Beberapa orang teman saya pun
langsung ‘menyerbu’ aplikasi chat saya dengan kalimat-kalimat yang
mengharubirukan perasaan. Sungguh terlalu!
Kegagalan Tim Oranje meraup poin penuh di kandang Bulgaria
jelas membuka luka yang belum sepenuhnya sembuh tatkala musim panas tahun lalu
Oranje gagal hadir di pentas Euro. Ini boleh jadi sebuah pertanda yang mesti
dicermati oleh KNVB dan disikapi secepat mungkin sebelum terlambat dan berakhir
penyesalan.
Salah satu faktor yang pantas mendapat sorotan dan menjadi
orang yang paling bertanggung jawab atas kegagalan ini adalah Danny Blind
selaku pelatih. KNVB mesti segera mengambil sikap dan meminta pertanggung
jawabannya.
KNVB menurut saya terlalu gegabah dan berani ketika menunjuk
Danny Blind sebagai penerus Guus Hiddink. Rekam jejak Blind yang tidak memiliki
pengalaman melatih klub disertai belum adanya gelar dari kejuaraan resmi yang
dipersembahkan untuk sebuah tim dalam kapasitasnya sebagai pelatih menjadi
pertanyaan besar kala KNVB menunjuknya sebagai pelatih Tim Oranje. KNVB terlalu
berani dan riskan menaruh kepercayaan kepada sosok Blind untuk memikul tanggung
jawab sedemikian beratnya.
Padahal jika mau, KNVB sebenarnya memiliki stock pelatih
kelas dunia berlimpah untuk ditunjuk menjadi pelatih kepala dengan sederet
prestasi yang sudah terbukti. Walau pun harus diakui, deretan pelatih asal
Belanda saat ini secara kualitas sedikit
mengalami penurunan usai era Van Gaal dan Hiddink yang malang melintang di
sejumlah klub-klub raksasa Eropa dengan prestasi menggiurkan. Namun, setidaknya
dari deretan pelatih yang ada memiliki rekam jejak dan pengalaman yang jauh
lebih baik dibanding Blind.
Saat ini, KNVB mestinya segera bergerak turun gunung untuk
merayu Frank Rijkaard yang sedang lowong. Dialah sosok yang paling tepat untuk
menangani Tim Oranje saat ini menurut saya. Sederet prestasinya kala membesut
Barcelona adalah bukti tangan dingin sang maestro eks gelandang AC MILAN yang
dikenal memiliki intelegensia tinggi. Kegagalannya kala membesut De Oranje di
tahun 2000 pada ajang Euro tidaklah terlalu mengecewakan bila dilihat dari sisi
kualitas yang ditampilkan. Kesempatan kedua rasanya pantas diberikan kepada
sosok yang satu ini.
Selain Rijkaard, ada sosok fenomenal dalam diri Foppe De Haan.
Mantan pelatih Timnas Indonesia ini meraih sukses double saat membesut Jong
Oranje U-23 dengan gelar Euro U-23 di tahun 2006 dan 2007. Walau sosok ini
sudah tua dan memilih pensiun, tapi jika KNVB mau merayunya untuk kepentingan
Timnas, saya kira Foppe De Haan tentu berpikir dua kali untuk menolak
kesempatan berbhakti 'mengukir prestasi' di Timnas senior. Apalagi skuad saat ini
didominasi oleh darah muda minim pengalaman. Kebetulan sosok De Haan dikenal
justru karena kesuksesannya menemukan talenta-talenta muda untuk diramu menjadi
kekuatan maha dahsyat.
Selain dua sosok tersebut, ada beberapa pelatih muda yang
setidaknya memiliki karakter kuat dan sudah juga pernah membawa tim yan diasuh
menjadi juara setidaknya juara liga Belanda seperti Ronald Koeman, Philip Cocu,
dan Frank De Boer. Nama terakhir justru sedang menganggur usai dipecat oleh
Inter Milan.
De Javu 1982 dan 1986 kini menghantui langkah Tim Oranje.
Kala itu, usai menjadi Runner Up pasca dibekuk Argentina pada Piala Dunia 1978,
Tim Oranje seperti kehilangan magisnya selama kurang lebih satu dekade sebelum
lahirnya generasi emas yang berhasil memboyong Euro 1988. Kejadian serupa walau
tak sama. Untuk menjadi juara Euro 1988, Opa Rinus Michel, sang penemu filosofi
Total Football yang sudah uzur kala itu diminta menangani Timnas dan hasilnya
maknyos.
Boleh jadi pelatih kawakan sekelas Rijkaard atau De Haan adalah jawaban
untuk De Oranje kembali memiliki gairah dan hadir di Rusia sebagai kandidat
utama pemegang gelar. Siapa tahu? Kuncinya sekali lagi sangat tergantung pada
KNVB bersikap sebelum terlambat dan berakhir penyesalan. Saya yakin KNVB
memiliki kriteria tinggi untuk seorang pelatih Timnas Belanda.
Membayangkan Piala Dunia tanpa kehadiran Tim Oranje ibarat
cinta tanpa gairah. Tapi terlalu dini untuk mengatakan Oranje tidak lolos ke
Rusia. Ketika KNVB telah menunjuk orang yang tepat, De Oranje tidak sekedar hadir tapi berpotensi meraih gelar pertamanya di Piala Dunia 2018.
Salam Total Football,
Hahahaha....sabar bro...
BalasHapus