Selamat Datang By JoeFrigerio

Menu

Animated Buttons - "Pressed Effect"

...

Slideshow

Automatic Slideshow

Change image every 3 seconds:

1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur

Minggu, 28 Mei 2017

Melawan Kutukan Champions League



Juventus dan Real Madrid akan bersua dalam perebutan gelar Champions League 2016/2017 pada 03 Juni 2017 yang berlangsung di Cardiff. Sebelum menyaksikan laga tersebut, saya ingin mengulas tentang kedua tim dari sisi non teknis karena sisi teknis keduanya sangat layak berada di partai puncak.

Satu yang menarik perhatian saya adalah mengenai kutukan dalam sepakbola secara khusus pada Champions League.

Pertama; Kutukan Sang Juara Bertahan

Dalam konteks laga final musim ini. Kutukan tersebut tentu saja mesti dihadapi oleh Real Madrid selaku juara bertahan. Maklum, sejak ajang ini berubah format di tahun 1992 belum ada satu pun tim di muka bumi ini yang mampu meraih gelar secara beruntun.

Bila kutukan ini tetap berlaku, maka Real Madrid dipastikan akan mengalami kegagalan dan harus puas menyaksikan Juventus sebagai raja Eropa musim ini.

Tapi Madritista masih boleh tersenyum dan berharap kutukan itu terpatahkan mengingat rekor Real Madrid di ajang ini. Sejak 1992 atau sejak format liga berubah, Real Madrid sudah mencapai final lima kali dan musim ini adalah final keenam mereka. Catatan impresif dibuat Real Madrid yakni 100% kemenangan di babak final alias tak pernah gagal di babak final.

Hanya saja senyuman para Madritista tidak boleh terlalu lebar dulu ya... karena rekor impresif yang dibukukan tersebut tidak pernah dibuat secara beruntun. Ini adalah kali pertama Madrid masuk final beruntun sejak 1992.

So, menarik untuk kita tunggu seberapa besar tuah Zidane dan duo Madrid pendobrak sejarah dan rekor dalam diri Ramos dan Ronaldo? Mampukah mematahkan kutukan?

Kedua; Kutukan Pemain Perancis

Tidak hanya Real Madrid yang mesti melawan kutukan. Juventus sang rival pun mesti melawan kutukan. Ya...kutukan pemain Perancis.

Seperti halnya Real Madrid yang mencapai final untuk keenam kalinya sejak 1992, Juventus pun demikian. Bedanya Juventus hanya berhasil meraih gelar satu kali di tahun 1996. Kesuksesan Juventus ini tak lepas dari peran gelandang asal negeri Eiffel.

Secara keseluruhan, dua gelar yang berhasil diraih Juventus di ajang Champions League sejauh ini berhasil dipersembahkan oleh karena kehadiran seorang maestro lapangan tengah asal Perancis. Yang pertama tentu kita mengenal nama Platini dan gelar kedua tak lepas dari kehadiran Didier Deschamps.

Lepas dari itu, di tahun 1997 dan 1998, Zidane pun gagal di Juventus. Kenapa? Karena Zidane merupakan imigran Aljazair dan ada dua maestro asal Perancis bersama Deschamps dalam tim Juventus saat itu.

Dua musim lalu ada Pogba yang membawa Juventus dan nyaris membawa Juventus merengkuh gelar tapi lagi dan lagi Pogba merupakan imigran berwarga negara Perancis.

Soal ini, Jupentini masih boleh sedikit tersenyum lega karena dalam skuad saat ini ada seorang pemain asal Perancis, Benatia. Sayangnya, senyuman Jupentini tak boleh lebar sekali karena Benatia sedang cedera dan jarang masuk susunan line up dan skema Juventus selama mengarungi Champions League musim ini. Apalagi Benatia juga bukan murni berdarah Perancis tetapi merupakan keturunan imigran.

Dalam skema main Juventus 3-5-2 dengan fleksibilitas skema, Benatia berpeluang bermain di lini tengah Juventus. Tentu saja bila tidak cedera dan apabila dimainkan oleh Allegri pada laga final nanti.

So, mampukah Juventus meraih gelar ketiganya dengan mematahkan kutukan pemain Perancis? Menarik untuk ditunggu.

Kutukan sepakbola bukanlah hal yang masuk akal memang. Tapi faktanya, kutukan sepakbola hidup dalam aliran bola sebagai sebuah misteri yang menggoda para pecinta bola untuk terus mengikuti dan menantikan laju bola dengan segala misterinya.

Bila sudah begini, marilah kita mengarahkan pandangan ke Cardiff, 03 Juni mendatang sebagai saksi sejarah siapa dari kedua tim ini yang berhasil mematahkan kutukan sekaligus menjadi jawara Eropa musim ini.

Selamat menyaksikan!

posted from Bloggeroid

1 komentar:

  1. Inilah faktor X dalam sepak bola yg membuat pertandingannya selalu menarik ditonton. Thx

    BalasHapus