Selamat Datang By JoeFrigerio

Menu

Animated Buttons - "Pressed Effect"

...

Slideshow

Automatic Slideshow

Change image every 3 seconds:

1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur

Kamis, 21 Juni 2018

Asia Masih Diatas


Hiruk pikuk Piala Dunia 2018 sudah menyelesaikan laga perdana setiap grup dan kini memasuki laga kedua sekaligus menentukan untuk lolos ke fase selanjutnya.

Asia yang diwakili Arab Saudi, Iran, Korsel, Jepang,  dan Australia sebagai representasi kekuatan sepakbola Asia saat ini cukup membanggakan pada ajang ini setidaknya sampai laga perdana usai digelar.  Setidaknya pencapaian tim - tim zona Asia masih lebih baik dibanding Afrika atau Amerika Tengah.

Kemenangan sensasional pasukan Samurai Biru Jepang atas Kolumbia,  kemenangan Iran atas Maroko,  serta Australia yang menyulitkan Perancis menjadi bukti bahwa kekuatan sepakbola dunia setelah Eropa dan Amerika Latin adalah Asia bukan yang lainnya.

Bandingkan dengan wakil Afrika yang diwakili Maroko, Tunisia, Nigeria, Mesir,  Senegal. Hanya Senegal yang mampu meraih poin penuh. Bahkan head to head antara Afrika-Asia di grup B dimenangkan Iran.
Tim zona Amerika Tengah juga setali tiga uang. Hanya Mexico yang meraih kemenangan sensasional kala melibas Jerman sedangkan yang lain bertekuk lutut. 

Bila ukurannya Piala Dunia, pencapaian tim asal Asia merupakan poros kekuatan ketiga setelah Eropa dan Amerika Latin di dunia kulit bundar.  Sebenarnya hal ini bukan mainan baru. Toh,  jauh sebelum ini pada Piala Dunia 1938 saat tim Afrika dan Amerika Tengah belum mencicipi kerasnya rumput Piala Dunia,  tim Asia yakni Indonesia sudah mencicipinya.

Demikian pun saat Korsel mencicipi babak semifinal Piala Dunia 2002. Nyaris menjadi yang terbaik. Belum ada tim asal Afrika dan Amerika Tengah yang mampu sampai ke tahap itu sampai saat ini.

Sebagai poros kekuatan,  selayaknya para pemain Asia juga membanjiri liga-liga Top Eropa. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Para pemain dari Afrika dan Amerika Tengah seperti lebih dipermudah untuk masuk dalam kasta liga-liga Eropa.  Entahlah... Saya jadi bertanya-tanya, "seandainya para pemain Asia mendapatkan kemudahan yang sama, jangan-jangan mereka (Eropa)  takut Asia bisa menjadi poros utama kekuatan Sepakbola dunia." Mungkin saja!

Bukankah Ahn Jhung Wan,  Park Ji Sung, Nagatomo, Honda, Kagawa,  serta Son sudah membuktikannya. Kiprah mereka tidak sekedar pengembira melainkan menjadi "nyawa"  permainan dari tim yang dibela.

Toh faktanya, dengan bermodalkan hanya satu dua pemain yang berlaga di klub Eropa dan didominasi oleh para pemain yang bermain di level Asia, Asia sudah sangat  menyulitkan apalagi bila materi tim dihuni oleh sebagian besar pemain yang bermain di liga Eropa seperti halnya tim dari Afrika dan Amerika Tengah. Alamak!

Semoga kedepan ada keadilan untuk para pesepakbola Asia dalam mendapatkan akses dan kesempatan memperkuat klub-klub Eropa. Tidak lagi dipersulit dengan beragam tetek bengek alasan yang kesannya diperketat hanya untuk para pemain Asia.

Sampai pada titik itu,  niscaya tim-tim asal Asia bisa lebih menggila penampilannya dari yang ditampilkan sejauh ini. Itu sebabnya saya katakan Asia masih diatas. Apalagi bila ada kesetaraan akses.

Sekedar catatan ringan
Salam Olahraga,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar