Selamat Datang By JoeFrigerio

Menu

Animated Buttons - "Pressed Effect"

...

Slideshow

Automatic Slideshow

Change image every 3 seconds:

1 / 3
Bahagia Itu Sederhana
2 / 3
Beriman Itu Sederhana
3 / 3
Hidup Penuh Syukur

Sabtu, 23 Juni 2018

Jerman Melawan Kutukan🇩🇪

Tim nasional Jerman mendapat sorotan usai menderita kekalahan saat menjalani laga perdana grup F bersua Mexico.  Public lantas mengkaitkannya dengan kutukan yang sudah lama hidup di Piala Dunia yakni kutukan juara Piala Dunia.
Kutukan ini membuat para juara edisi sebelumnya sulit bersaing bahkan ada yang bernasib lebih buruk yakni gagal lolos dari fase grup.

Kekalahan 0-1 di laga awal mengingatkan kita pada kekalahan Spanyol 1- 5 dari Belanda (PD 2010), Perancis 0-1 dari Senegal (PD 2002). Die Mannschaft pun dibayangi tulah kutukan dalam memenuhi ambisinya mempertahankan gelar juara. Indikasinya kuat,  langsung kalah di awal laga.

Laga kedua Grup F berhadapan dengan Swedia lantas ditunggu oleh jutaan penggila bola. Kegagalan Jerman lolos grup semakin mentahbiskan kuatnya kutukan itu hidup dalam tradisi Piala Dunia. Ini tidak hanya menjadi berita besar tapi juga mencoreng reputasi sepakbola Jerman yang mentereng.

Loew dan pasukan tentu menyadarinya. Tapi bukan Jerman bila tidak melawan.
Tulah kutukan ini bukan tidak dirasakan Jerman masa lalu. Usai juara 1954 Jerman bahkan melaju hingga semifinal di edisi 1958, usai menjuarai Jerman 1974 di edisi Piala Dunia 1978 mereka sampai pada babak kedua. Begitu pun, kala Juara tahun 1990,  Jerman sampai babak perempat final di edisi 1994. Artinya,  reputasi Jerman usai juara tidak seburuk yang dialami tim lain apalagi sampai tidak lolos grup.

Jerman berbeda. Harapan dan mentalitas ini yang coba diusung oleh Loew dan Pasukan dalam menghadapi Swedia dini hari nanti. Loew tentu harus sudah menemukan formula yang tepat guna terhindar dari tulah kutukan ini. Setidaknya mereka tidak memalukan para pendahulunya.

"Mantra" ala Loew menghindari kutukan diharapkan mujarab. Dari aspek teknis, Loew dan pendampingnya pasti sudah meraciknya. Boleh jadi salah satu cara melepaskan ikatan kutukan juara dengan melepaskan pemain yang terlibat dalamnya.  Darah segar dalam diri Sebastian Rudy, Leon Goretzka, dan Julian Brandt boleh jadi menjadi mantra pembeda hindari kutukan dengan mengistirahatkan para pemain juara seperti Ozil dan Khedira juga mayoritas pemain dari Piala Dunia 2014 lalu.

DNA anomali Jerman di Piala Dunia setidaknya masih menjadi satu sisi melambungkan asa bagi para pendukung Jerman yang sedang was-was. Maklum, tim yang diidolakan adalah salah satu tim selain Brazil yang sering membuat anomali atau tidak kena tulah kutukan yang ada dan telah lama hidup di even sekelas Piala Dunia.

Setidaknya dalam catatan saya, hanya Jerman yang mampu mematahkan kutukan juara di benua Amerika yang sudah berlangsung sejak Piala Dunia digelar. Tidak main-main Jerman juara di istana rajanya benua Amerika,  Brazil dengan mengandaskan pemilik istana dengan skor telak 7-1. Catatan apik lainnya,  hanya Jerman dan Brazil yang mampu menembus babak final tiga edisi beruntun. Tidak itu saja,  Jerman juga menjadi tim selain Belanda yang mampu menjadi runner up beruntun. Jerman pula bersama Argentina yang mampu membuat back to back finalis beruntun dengan saling mengalahkan. Jerman adalah tim anomali. Terlahir istimewa.

Deutsch über alles. Spirit ini begitu kuat untuk menyatakan persatuan Bangsa Jerman. Termasuk bersama-sama bersatu kalahkan kutukan. Jerman 2018 tetap berpotensi mewarisi DNA "tim anomali"  bahkan bukan tidak mungkin berpotensi membuat juara beruntun menyamai Brazil. Kuncinya,  Loew dan pasukan belajar spirit juara 1954 saat dimana Jerman kalah di laga perdana tapi menjadi juara.

Menarik untuk ditunggu Jerman melawan Kutukan.
Cheers...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar