Don’t Change The Winning Team. Petuah bijak ini rupanya diabaikan
Joachim Loew. Ia tampak overconfidense kala timnya bertemu Korsel di laga
pamungkas grup F. Loew begitu jumawa selaku tim juara bertahan. Kata teman saya,
Loew sangat meremehkan Korea Selatan dengan mengubah starting line up.
Loew lupa atau sengaja
mengabaikan fakta bahwa Taeguk Warriors adalah
tim yang pernah mencicipi laga Semifinal Piala Dunia. Bahkan kala itu Jerman
dengan sang bintang Ballack mesti susah payah meruntuhkan perlawanan Ksatria Taeguk
untuk melaju ke babak final Piala Dunia
2002 lalu. Itupun cuma 1-0.
Loew mengabaikan kesetaraan yang kini mulai tampak karena mulai meratanya kekuatan sepakbola dunia. Loew juga abaikan fakta bahwa Der Panzer belum sepenuhnya lolos dari bayang-bayang hantu kutukan Piala Dunia. Ia memainkan jurus eksperimen di laga yang super penting. Ia mengubur diri dan timnya kedalam lembah kutukan karena romansa nostalgia yang mungkin terlalu melekat dalam sanubari Loew hingga kembali menurunkan beberapa pemain yang pernah merajai puncak dunia 4 tahun lalu bersamanya. Ia seperti tidak mengapresiasi tim yang menyelamatkannya saat melawan Swedia.
Loew mengabaikan kesetaraan yang kini mulai tampak karena mulai meratanya kekuatan sepakbola dunia. Loew juga abaikan fakta bahwa Der Panzer belum sepenuhnya lolos dari bayang-bayang hantu kutukan Piala Dunia. Ia memainkan jurus eksperimen di laga yang super penting. Ia mengubur diri dan timnya kedalam lembah kutukan karena romansa nostalgia yang mungkin terlalu melekat dalam sanubari Loew hingga kembali menurunkan beberapa pemain yang pernah merajai puncak dunia 4 tahun lalu bersamanya. Ia seperti tidak mengapresiasi tim yang menyelamatkannya saat melawan Swedia.
Eksperimen yang dilakukan tidak
menunjukkan respect pada timnas Korea
Selatan. Lebih jauh, ia tidak menghormati turnamen sekelas Piala Dunia. Ia
abai, ini turnamen akbar dunia yang diikuti oleh seluruh tim terbaik karena sudah
melalui babak kualifikasi. Eksperimen yang dilakukan Loew ibarat mengikuti race
balapan dan ditengah-tengah race balapan, ia mengutak-atik dan mengganti
beberapa komponen mesin. Apa yang terjadi? Energy yang dihasilkan pun berbeda.
Energy positif yang membawa Loew selamat
dari laga melawan Swedia berubah lemah. Der Panzer pun mesti pesan tiket
pesawat lebih awal ke Berlin. Pilu karena mencoreng nama besar Der Panzer yang
disegani dunia. Tercoreng karena selain tidak mampu lolos grup, Der Panzer
justru tenggelam dalam dasar klasemen. Inilah sejarah paling kelam sepakbola
Jerman. Auf Widersehen Jerman.
Itulah sepakbola. Dari sini kita
bisa petik banyak pelajaran berharga untuk melakoni hidup ini.
Salam olahraga,
cheers...
cheers...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar