Bersiaplah menyaksikan "Perang Kazan" dan "Perang Fisht" malam hingga
dini hari nanti. Inilah perang yang melibatkan serta menentukan bagi
nasib dua jenderal besar sepakbola dekade ini Lionel Messi dan Cristiano
Ronaldo.
Ini bukan sekedar
perang pasukan tempur hebat L’Equipe Tricolore melawan La Albiceleste
atau La Celeste melawan A Seleção das Quinas. Ini perang besar yang
efeknya melebihi nama besar pasukan tempur yang bertarung. Pentahbisan
rivalitas sang jenderal atau kuburan bagi sang jenderal.
Siapa
dari dua jenderal besar itu yang terhunus? Ataukah keduanya tetap
berdiri tegak diakhir perang? Atau malah keduanya terhunus secara
tragis? Public menanti dengan was-was. Terlebih bagi fans keduanya.
Apapun hasilnya bahkan bila keduanya terhunus dalam medan perang malam
hingga dini hari nanti bukanlah hal baru dalam wajah sepakbola. Jauh
sebelum mereka lahir, banyak "Jenderal besar" pada eranya juga terlibat
dalam perang hebat dan terhunus hingga akhir bhakti tak mampu meraih
mahkota juara dunia.Nama-nama seperti Cruiyff, Zico, Platini, hingga
Baggio adalah jenderal hebat dan berpengaruh di masanya namun tak pernah
punya mahkota dunia.
Sepakbola memang sosok yang misterius dan
unik. Ia juga terkenal sangat selektif dalam memberikan mahkota. Caranya
melakukan seleksi kadang mengernyitkan dahi para pecintanya walau di
waktu tertentu ia bisa ramah memberikan kebahagiaan kepada para
penggilanya. Ia seperti memberi pesan kepada dunia bahwa ia bintang
sesungguhnya. Bintang diatas segala bintang.
"Engkau bukanlah
pertama dan terakhir bagiku." Inilah kalimat yang meluncur dari mulut
sepakbola seandainya ia mampu berbicara kepada dua orang jenderal besar
itu bila nanti terkapar tanpa mahkota.
Cheers...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar